This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Showing posts with label CONTOH MAKALAH. Show all posts
Showing posts with label CONTOH MAKALAH. Show all posts

Contoh Makalah Ekonomi - Free Download

Untuk anda yang sedang mendapatkan tugas untuk menyelesaikan Makalah Ekonomi, disini kami menyediakan beberapa Makalah seperti makalah Pendidikan dan juga makalah Kesehatan, sebab memang kami ingin membantu anda semua untuk bisa menyelesaikan tugas anda, dan juga bisa mencerdaskan anak bangsa, langsung saja akan kami berikan Contoh makalah Ekonomi.

Makalah Ekonomi :

Ekonomi Kerakyatan vs. Neoliberalisme Revrisond Baswir
Tim Ahli Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM

Ekonomi kerakyatan sangat berbeda dari neoliberalisme. Neoliberalisme, sebagaimana dikemas oleh ordoliberalisme, adalah sebuah sistem perekonomian yang dibangun di atas tiga prinsip sebagai berikut: (1) tujuan utama ekonomi neoliberal adalah pengembangan kebebasan individu untuk bersaing secara bebas-sempurna di pasar; (2) kepemilikan pribadi terhadap faktor-faktor produksi diakui; dan (3) pembentukan harga pasar bukanlah sesuatu yang alami, melainkan hasil dari penertiban pasar yang dilakukan oleh negara melalui penerbitan undang-undang (Giersch, 1961). Berdasarkan ketiga prinsip tersebut maka peranan negara dalam neoliberalisme dibatasi hanya sebagai pengatur dan penjaga bekerjanya mekanisme pasar. Dalam perkembangannya, sebagaimana dikemas dalam paket Konsensus Washington, peran negara dalam neoliberalisme ditekankan untuk melakukan empat hal sebagai berikut: (1) pelaksanaan kebijakan anggaran ketat, termasuk penghapusan subsidi; (2) liberalisasi sektor keuangan; (3) liberalisasi perdagangan; dan (4) pelaksanaan privatisasi BUMN (Stiglitz, 2002). Sedangkan ekonomi kerakyatan, sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 33 UUD 1945, adalah sebuah sistem perekonomian yang ditujukan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam bidang ekonomi. Tiga prinsip dasar ekonomi kerakyatan adalah sebagai berikut: (1) perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan; (2) cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara; dan (3) bumi, air, dan segala kekayaan yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berdasarkan ketiga prinsip tersebut dapat disaksikan betapa sangat besarnya peran negara dalam sistem ekonomi kerakyatan. Sebagaimana dilengkapi oleh Pasal 27 ayat 2 dan Pasal 34, peran negara dalam sistem ekonomi kerakyatan antara lain meliputi lima hal sebagai berikut: (1) mengembangkan koperasi (2) mengembangkan BUMN; (3) memastikan pemanfaatan bumi, air, dan segala kekayaan yang terkandung didalamnya bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat; (4) memenuhi hak setiap warga negara untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak; (5) memelihara fakir miskin dan anak terlantar.

Kalau anda ingin mendapatkan Contoh makalah Ekonomi dengan lengkap maka akan kami berikan disini!! nah nantikan edisi terbaru dari kami pada edisi terbaru dimana kami akan memberikan berita dan informasi terbaru yang bermanfaat untuk anda.

Contoh Makalah Pendidikan - Makalah tentang inovasi pendidikan

untuk anda yang memang sedang mendapatkan tugas dari sekolah untuk dapat menyelesaikan tugas makalah Pendidikan yang menurut anda sangat sulit, sebab dalam pembuatan makalah anda tidak bisa mencontek, dan harus ada penelitian didalamnya, maka dari itu kami akan memberikan Contoh makalah Pendidikan untuk anda semua, langsung saja anda lihat beritanya di bawah ini.

kami akan memberikan contoh makalah Pendidikan dengan tema Makalah "Tentang Model Pembelajaran Kooperatif" yang mungkin bisa membantu anda semua dalam menyelesaikan tugas anda di sekolah, Oke

Contoh makalah pendidikan :

Makalah Tentang Model Pembelajaran Kooperatif

Bab I
Pendahuluan


A. Latar Belakang

Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Dalam membelajarkan matematika kepada siswa, apabila guru masih menggunakan paradigma pembelajaran lama dalam arti komunikasi dalam pembelajaran matematika cenderung berlangsung satu arah umumnya dari guru ke siswa, guru lebih mendominasi pembelajaran maka pembelajaran cenderung monoton sehingga mengakibatkan peserta didik (siswa) merasa jenuh dan tersiksa. Oleh karena itu dalam membelajarkan matematika kepada siswa, guru hendaknya lebih memilih berbagai variasi pendekatan, strategi, metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. Perlu diketahui bahwa baik atau tidaknya suatu pemilihan model pembelajaran akan tergantung tujuan pembelajarannya, kesesuaian dengan materi pembelajaran, tingkat perkembangan peserta didik (siswa), kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada.


B. Tujuan
Tulisan ini bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca, khususnya para mahasiswa jurusan matematika, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Lampung agar nantinya dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif yang sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa dan materi pembelajaran.


Bab II
Model Pembelajaran Kooperatif


A. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Usaha-usaha guru dalam membelajarkan siswa merupakan bagian yang sangat
penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan. Oleh karena itu pemilihan berbagai metode, strategi, pendekatan serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang utama. Menurut Eggen dan Kauchak dalam Wardhani(2005), model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu pembelajaran. Pedoman itu memuat tanggung jawab guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan guru adalah model pembelajaran kooperatif.


Apakah model pembelajaran kooperatif itu? Model pembelajaran kooperatif
merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok.Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Nur (2000), semua model pembelajaran ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan pada model pembelajaran kooperatif berbeda dengan struktur tugas, struktur tujuan serta struktur penghargaan model pembelajaran yang lain.

Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial.


B. Prinsip Dasar Dan Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Nur (2000), prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

1.Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.

2.Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota

3.kelompok mempunyai tujuan yang sama.

4.Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.

5.Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.

6.Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

7.Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Sedangkan ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
1. Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender.

3. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu.

Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain.


C. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Terdapat 6(enam) langkah dalam model pembelajaran kooperatif.

1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasar yang akan dicapai serta memotivasi siswa.

2. Menyajikan informasi.
Guru menyajikan informasi kepada siswa.

3.Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
Guru menginformasikan pengelompokan siswa.

4.Membimbing kelompok belajar.
Guru memotivasi serta memfasilitasi kerja siswa dalam kelompok kelompok belajar.

5. Evaluasi.
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan.

6.Memberikan penghargaan.
Guru memberi penghargaan hasil belajar individual dan kelompok.

Bab III
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin (dalam Slavin, 1995) merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif.

Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu. Tipe pembelajaran inilah yang akan diterapkan dalam pembelajaran matematika.

Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan STAD mengajukan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks.

B. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Model STAD.
1.Persiapan materi dan penerapan siswa dalam kelompok
Sebelum menyajikan guru harus mempersiapkan lembar kegiatan dan lembar jawaban yang akan dipelajarai siswa dalam kelompok-kelomok kooperatif. Kemudian menetapkan siswa dalam kelompok heterogen dengan jumlah maksimal 4 - 6 orang, aturan heterogenitas dapat berdasarkan pada :
a).Kemampuan akademik (pandai, sedang dan rendah)
Yang didapat dari hasil akademik (skor awal) sebelumnya. Perlu diingat pembagian itu harus diseimbangkan sehingga setiap kelompok terdiri dari siswa dengan siswa dengan tingkat prestasi seimbang.
b). Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan bawaan/sifat (pendiam dan aktif), dll.
2. Penyajian Materi Pelajaran
a. Pendahuluan
Di sini perlu ditekankan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok dan menginformasikan hal yang penting untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep yang akan mereka pelajari. Materi pelajaran dipresentasikan oleh guru dengan menggunakan metode pembelajaran. Siswa mengikuti presentasi guru dengan seksama sebagai persiapan untuk mengikuti tes berikutnya
b. Pengembangan
Dilakukan pengembangan materi yang sesuai yang akan dipelajari siswa dalam kelompok. Di sini siswa belajar untuk memahami makna bukan hafalan. Pertanyaan-peranyaan diberikan penjelasan tentang benar atau salah. Jika siswa telah memahami konsep maka dapat beralih kekonsep lain.
c. Praktek terkendali
Praktek terkendali dilakukan dalam menyajikan materi dengan cara menyuruh siswa mengerjakan soal, memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan masalah agar siswa selalu siap dan dalam memberikan tugas jangan menyita waktu lama.
3.Kegiatan kelompok
Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari siswa. Isi dari LKS selain materi pelajaran juga digunakan untuk melatih kooperatif. Guru memberi bantuan dengan memperjelas perintah, mengulang konsep dan menjawab pertanyaan. Dalam kegiatan kelompok ini, para siswa bersama-sama mendiskusikan masalah yang dihadapi, membandingkan jawaban, atau memperbaiki miskonsepsi. Kelompok diharapkan bekerja sama dengan sebaik-baiknya dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran.
4.Evaluasi
Dilakukan selama 45 - 60 menit secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama bekerja dalam kelompok. Setelah kegiatan presentasi guru dan kegiatan kelompok, siswa diberikan tes secara individual. Dalam menjawab tes, siswa tidak diperkenankan saling membantu. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok.
5. Penghargaan kelompok
Setiap anggota kelompok diharapkan mencapai skor tes yang tinggi karena skor ini akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan skor rata-rata kelompok. Dari hasil nilai perkembangan, maka penghargaan pada prestasi kelompok diberikan dalam tingkatan penghargaan seperti kelompok baik, hebat dan super.
6.Perhitungan ulang skor awal dan pengubahan kelompok
Satu periode penilaian (3 – 4 minggu) dilakukan perhitungan ulang skor evaluasi sebagai skor awal siswa yang baru. Kemudian dilakukan perubahan kelompok agar siswa dapat bekerja dengan teman yang lain.

C. Materi Matematika yang Relevan dengan STAD.
Materi-materi matematika yang relevan dengan pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah materi-materi yang hanya untuk memahami fakta-fakta, konsep-konsep dasar dan tidak memerlukan penalaran yang tinggidan juga hapalan, misalnya bilangan bulat, himpunan-himpunan, bilangan jam, dll. Dengan penyajian materi yang tepat dan menarik bagi siswa, seperti halnya pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat memaksimalkan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

D. Keunggulan Model Pembelajaran Tipe STAD
Keunggulan dari metode pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah adanya kerja sama dalam kelompok dan dalam menentukan keberhasilan kelompok ter tergantung keberhasilan individu, sehingga setiap anggota kelompok tidak bisa menggantungkan pada anggota yang lain. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.



BAB IV
Simpulan dan Saran

A. Simpulan

1. Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda
2. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dalam seting pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat mengubah pembelajaran dari teacher center menjadi student centered.
3. Pada intinya konsep dari model pembelajaran tipe STAD adalah Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut


Saran

1.Diharapkan guru mengenalkan dan melatihkan keterampilan proses dan keterampilam kooperatif sebelum atau selama pembelajaran agar siswa mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta dapat menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.
2.Agar pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses berorientasi pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat berjalan, sebaiknya guru membuat perencanaan mengajar materi pelajaran, dan menentukan semua konsep-konsep yang akan dikembangkan, dan untuk setiap konsep ditentukan metode atau pendekatan yang akan digunakan serta keterampilan proses yang akan dikembangkan.


DAFTAR PUSTAKA


Ismail. (2003). Media Pembelajaran (Model-model Pembelajaran). Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SLTP.

Sri Wardhani. (2006). Contoh Silabus dan RPP Matematika SMP. Yogyakarta: PPPG Matematika.

Tim PPPG Matematika. (2003). Beberapa Teknik, Model dan Strategi Dalam
Pembelajaran Matematika. Bahan Ajar Diklat di PPPG Matematika, Yogyakarta: PPPG Matematika.

Widowati, Budijastuti. 2001 Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.


sumber asli:
http://makalah-di.blogspot.com/2009/11/makalah-tentang-model-pembelajaran.html


bagaimana menurut anda mengenai contoh makalah pendidikan dari kami? semoga bermanfaat untuk anda semua, dan kami akan memberikan berita dan info terbaru hanya untuk anda semua, sebab memang kami ingin membuat informasi yang bermanfaat untuk anda semua.

contoh proposal usaha - cara pembuatan Proposal

contoh proposal usaha - cara pembuatan Proposal , Sebenarnya untuk anda yang ingin membuat proposal tidak ada perbedaaan penyusunannya dengan membuat makalah, kalau anda ingin melihat yah silahkan anda melihat di contoh Makalah dari kami, dan kami akan memberikan sekalian cara membuat proposal usaha untuk anda dengan lengkap.

contoh proposal usaha akan kami berikan dengan lengkap untuk anda yang memang menginginkan untuk dapat membuat proposal usaha sebagai tuntuan anda untuk membangun usaha baru dan juga saya pastikan kalau contoh proposal dari kami memang benar adanya dan anda akan dengan mudah mendapatkannya tanpa harus mendownloadnya Oke...

Contoh Proposal :

Panduan Pengelolaan Program Hibah DP2M Ditjen Dikti – Edisi VII 203 D. UNIT USAHA JASA DAN INDUSTRI (UJI)

1. Umum


Dalam rangka pengembangan otonomi Perguruan Tinggi menjadi Badan Hukum, kemandirian Perguruan Tinggi, termasuk kemandirian dalam sumberdaya keuangan, perlu ditingkatkan. Berkaitan dengan upaya pengembangan budaya kewirausahaan, perguruan tinggi perlu terus didorong untuk mendirikan unit usaha yang memanfaatkan hasil pendidikan maupun hasil penelitian Ipteks yang telah dikumpulkan bertahun-tahun. Dengan pendirian suatu unit Usaha Jasa dan Industri (UJI), perguruan tinggi dapat menunjukkan kemampuannya untuk memperoleh pendapatan atas jerih payahnya selama ini, yang kemudian dapat dipakai untuk pengembangan perguruan tinggi sendiri. Hasil penelitian perguruan tinggi yang merupakan inovasi baru dan mempunyai nilai ekonomis serta mendapat perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) seperti paten, merupakan aset yang sangat berharga bagi unit UJI.
Unit UJI diharapkan dapat mendorong perguruan tinggi untuk membuka usaha komersial yang menghasilkan produk jasa dan atau barang sebagai penerapan hasil ciptaan perguruan tinggi melalui suatu industri sendiri. Dalam membuka usaha komersial, perguruan tinggi dapat mendirikan badan usaha sendiri atau bermitra dengan industri lainnya. Unit UJI yang dimiliki perguruan tinggi dapat didirikan dan dikelola oleh laboratorium, pilot plant, bengkel, jurusan, fakultas, UPT, pusat riset dan pengembangan atau lembaga lain yang berada di dalam perguruan tinggi yang bersangkutan.
Tujuan umum Program Unit UJI adalah untuk mengembangkan kawasan UJI di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Tujuan khususnya adalah (a) mempercepat proses pengembangan budaya kewirausahaan di perguruan tinggi, (b) menunjang otonomi kampus perguruan tinggi melalui perolehan pendapatan dari suatu usaha jasa dan industri sendiri atau bermitra, (c) memberikan kesempatan dan pengalaman kerja kepada mahasiswa, (d) menumbuhkan budaya penerapan hasil penelitian perguruan tinggi secara komersial, dan (e) membina kerjasama dengan sektor swasta termasuk pihak industri dan sektor pemasaran.
Luaran program adalah (a) Unit usaha komersial perguruan tinggi, (b) produk jasa dan barang komersial yang terjual dan menghasilkan pendapatan bagi perguruan tinggi, dan (c) bertumbuhkembangnya budaya kewirausahaan dan komersialisasi hasil penelitian maupun hasil pendidikan di perguruan tinggi.

Usulan Program Unit UJI didanai Dikti maksimal Rp. 75.000.000,- (75%) pada tahun pertama, Rp. 75.000.000,- (50%) pada tahun kedua dan Rp. 75.000.000,- (33%) pada tahun ketiga. Dana perguruan tinggi pengusul sebesar Rp. 25.000.000,- (25%) pada tahun pertama, pada tahun kedua sebesar Rp. 50.000.000,- (33%), dan pada tahun ketiga dananya sebesar Rp. 75.000.000,- (33%). Dana kredit usaha diharapkan minimum sebesar Rp. 25.000.000,- (17%) pada tahun kedua, dan Rp. 75.000.000,- (33%) pada tahun ketiga. Usulan ini harus telah diterima Dikti paling lambat pada 31 Maret, sedangkan kunjungan ke lokasi, yang merupakan salah satu proses seleksi, akan dilaksanakan pada bulan Agustus.
Program Unit UJI diharapkan akan terlaksana berdasarkan inisiatif perguruan tinggi yang berasal dari kelompok dosen atau laboratorium, bengkel, pilot plant, jurusan, fakultas, UPT, pusat atau lembaga lain yang berada di dalam perguruan tinggi. Sekali didirikan, usaha komersial ini diharapkan terus berkelanjutan sehingga inisiatif awal perlu disusul dengan ketekunan berusaha dan kejelian menangkap peluang usaha.
Rangkaian proses pengusulan, pelaksanaan dan pelaporan Program Unit UJI dilaksanakan sesuai dengan format yang telah ditentukan, yakni Usul Program Unit UJI, Evaluasi Usul, Pemantauan, dan Laporan Akhir. Beberapa Judul Kegiatan Program Unit UJI diberikan sebagai contoh.
Usul unit UJI ditulis lengkap sesuai format terlampir. Usul yang lolos seleksi tahap I akan dikunjungi ke lapangan (site visit). Apabila usul dianggap prospektif, Tim site visit akan membantu tim pengusul memperbaiki usul tersebut di lokasi site visit untuk seleksi tahap II. Usul yang lolos seleksi tahap II akan disarankan untuk didanai.

b. Halaman Pengesahan Setiap usulan program harus disertai halaman pengesahan sebagai berikut. HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul Kegiatan :............................................. 2. Unit Lembaga Pelaksana Kegiatan Perguruan Tinggi :............................................. :............................................. 3. Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap
b. Jenis Kelamin
c. NIP
d. Pangkat/Golongan
e. Jabatan

f. Alamat Kantor g. Telp/Faks/E-mail h. Alamat Rumah i. Telp/Faks/E-mail :............................................. :............................................. : L/P
:............................................. :............................................. :............................................. :............................................. :............................................. :.............................................
4. Jumlah Anggota Tim Pelaksana (Staf Pengajar) :.............orang 5. Rencana Biaya Total
Dikti
Perguruan Tinggi
Kredit Usaha
Sumber Lain (apabila ada)

: Rp.……………….. : Rp.……………….. : Rp.……………….. : Rp.………………..
6. Biaya Tahun I
Dikti
Perguruan Tinggi

: Rp.……………….. : Rp.……………….. 7. Jangka Waktu Pelaksanaan : Tahun …. - ……. (3 tahun) Kota, tanggal bulan tahun Mengetahui, Ketua Tim Pelaksana, Pimpinan Unit Lembaga Pelaksana cap dan tanda tangan tanda tangan Nama jelas, NIP Nama jelas, NIP Menyetujui, Menyetujui:
Ketua LPM Universitas/Institut/
Direktur Politeknik

Nama jelas, NIP

by : http://www.scribd.com/

cara membuat proposal usaha :

Proposal dan presentasi Anda menggambarkan Anda sama seperti pesaing Anda atau mengangkat status Anda di atas yang lainnya. Ketika klien dihadapkan dengan keputusan antara “cukup baik” dan “luar biasa”, mana yang Anda pikir akan ia pilih? Pahami pendengar dan bicara langsung untuk memudahkan kerjasama, Tentukan tema proposal. Uraikan pesan tersembunyi milik klien dan cari cara untuk menenjukan kelebihan Anda. Ambilah kesempatan untuk menyorot pengalaman dan kualifikasi Anda dalam konteks akan menguntungkan klien. Bersikaplah meyakinkan,tetapi tetaplah pada point yang jelas, ringkas, dan terorganisir. Absahkan komitmen Anda terhadap kualitas dengan memberikan klien kemudahan. Ikutilah petunjuk seolah kesepakatan bergantung padanya. Maka proposal dan persentasi Anda akan memainkan peran besar dalam stategis penjualan yang sukses untuk menulis proposal dan persentasi yang bermutu.




A. Tujuan dan Manfaat Pelatihan

1. Mengerti cara membuat proposal dan persentasi yang bemutu

2. Menciptakan stategi yang efektif dalam memenangkan persetujuan di tempat klien.

3. Membangun hubungan serta memudahkan kerjasama antar perusahaan

4. Meningkatkan kemampuan dan kinerja Anda secara dramatis

5. Mampu membangun mindset of success dalam bekerja.


B. Materi

I. Kembangkan Strategi Unggul

1. Dapatkan persetujuan sejak awal

2. Libatkan para ahli

3. Rincilah kualifikasi Anda

4. Tegaskan pernyataan yang berani

5. Gunakan pengesahan untuk mensukseskan kasus Anda

II. Tulislah secara jelas, ringkas, dan terorganisir

1. Aturlah materi apa adanya

2. Gunakan banyak judul dan subjudul

3. Sampaikan semua subpertanyaan secara individual

4. Jawablah setiap kali pertanyaan itu muncul

5. Buatlah diri Anda terdengar seperti seorang teman yang memiliki banyak informasi

C. Durasi
Lama Pelatihan adalah 8 jam/ 1 hari

D. Waktu dan Lokasi

Tanggal 15 Juli 2009 di Hotel / Office Building

E. Investasi

•Rp. 1.100.000/peserta (sudah termasuk modul dan sertifikat)
•Bonus Flashdisk 2GB berisi materi training
F. Metode Pelatihan

1.Pemaparan materi menggunakan modul yang disesuaikan dengan output/ tujuan pelatihan ini.
2.Penyampaian materi diberikan dengan metode pengalaman, sehingga dapat sesuai dengan kondisi lingkungan kerja di perusahaan Anda.
3.Pemaparan materi menggunakan media Visual, Auditory, dan Kinestethic peserta.
4.Penyampaian materi selalu dibawakan dengan pendekatan Spiritual dan Emotional.
5.Penyampaian materi untuk menciptakan persepsi baru yang dapat merubah mindset dan pemahaman peserta pelatihan.
GAME, PERSONAL ASSESSMENT and PRESENTATION


G. Peserta

Mereka yang secara sadar ingin menjadi atau meningkatkan profesionalisme dalam bekerja, seperti Sekretaris, administrator, office manager, Supervisor SDM , manajer SDM, kabag atau pimpinan tim/ unit kerja.

H. Fasilitator


Fhierly Husein, S.Psi
Sarjana Psikologi lulusan Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran (lulus 2002) telah mendedikasikan pengetahuan dan keterampilannya melalui kehidupan profesional sebagai seorang trainer sejak duduk di bangku kuliah. Aktif sebagai trainer di beberapa provider training dijalaninya sebelum bergabung dan mengelola fungsi training di salah satu perusahaan multinasional terkemuka – (Yamaha Musical Products Indonesia; 2002-2004). Tantangan untuk membangun system pengembangan SDM di salah satu perusahaan nasional terkemuka dijalaninya dengan menjadi seorang trainer dan praktisi SDM hingga saat ini (Trakindo Group; 2004-sekarang). Berbagai materi training yang pernah disampaikan selama lebih dari 6 tahun kariernya; beberapa diantaranya :
Identifikasi Kebutuhan Training, Bagaimana Menyusun Program Training yang Efektif, Evaluasi Training, HR for Non HR, Training for The Trainers, Effective Presentation Skill, Behavioral Event Interview, Coaching for Performance, Supervisory Training, HR for Non HR, HR for Beginner, Competency; Theory & Implementation, Communication Skill, Telephone Courtesy, Effective Recruitment & Selection Technique dsb.
Berbekal pengalaman dalam menyusun dan mengembangkan sistem dan prosedur HRD & PDOD membuat materi yang disampaikan tidak hanya sebagai tataran teoritis belaka, namun menjangkau implementasdan kendalanya.

I. Susunan Acara

08.00 – 08.30 Pendaftaran dan registrasi peserta

08.30 – 10.00 Materi/ Sesi I -

Kembangkan strategi unggul

1. Dapatkan persetujuan sejak awal

2. Libatkan para ahli

3. Rincilah kualifikasi Anda

4. Tegaskan pernyataan yang berani

5. Gunakan pengesahan untuk mensukseskan kasus Anda

10.00 – 10.15 Rehat

10.15 – 12.00 Materi/ Sesi II -

Tulislah secara jelas, ringkas, dan terorganisir

1. Aturlah materi apa adanya

2. Gunakan banyak judul dan subjudul

3. Sampaikan semua subpertanyaan secara individual

4. Jawablah setiap kali pertanyaan itu muncul

5. Buatlah diri Anda terdengar seperti seorang teman yang memiliki banyak informasi

12.00 – 13.00 Rehat – makan siang

13.00 – 15.00 Personal assesment dan presentasi kelompok

15.00 – 15.15 Rehat

15.15 – 16.00 Evaluasi presentasi kelompok.

16.00 Penutupan acara.

by : http://www.informasi-training.com/

Nah bagaimana menurut anda mengenai contoh proposal dari kami? kalau anda ingin mendapatkan contoh proposal dengan lebih lengkap lagi langsung saja anda lihat disini, dan anda akan mendapatkan beritda dan informasi terbaru dari kami dan yang pasti kami akan memberikan yang terbaru untuk anda pada edisi kami selanjutnya.

contoh proposal dan cara membuat Proposal

contoh proposal merupakan sesuatu yang harus kita kerjakan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen dan juga ada yang merupakan tugas akhir sebelum kita membuat skripsi, dan adapun tujuan pembuatan makalah sebenarnya sangat banyak yaitu ada juga untuk mencari sponsor saat kita mencari donatur untuk acara kita, seperti halnya contoh makalah yang kami berikan pada edisi yang lalu untuk penyusunan proposal.

nah untuk itu kami ingin membantu anda semua dalam menyelesaikan tugas anda dan kami akan memberikan semuanya untuk anda sebab kami juga pernah mendapatkan tugas serupa seperti anda pada waktu kami kuliah dulu, semoga contoh proposal dari kami dapat bermanfaat untuk anda semua, seperti halnya contoh makalah Pendidikan dari kami pada edisi yang lalu

contoh proposal :

Proposal Rehabilitasi Peningkatan Akses - 2007

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

1. Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan secara maksimal maka diperlukan proses pemelajaran yang kondusif dengan melibatkan semua komponen pemelajaran secara optimal. Salah satu komponen penting yang menjadikan proses pemelajaran menjadi lancar dan kondusif adalah ruang kelas.

2. Ruang kelas sebagai tempat rombongan belajar melakukan aktivitas pemelajaran memiliki peranan yang strategis dalam rangka menciptakan suasana dan rasa belajar bagi para siswa. Keberadaannya membawa dampak yang lebih luas seperti, rasa aman, rasa memiliki, ketenangan dan hal-hal positif lainnya.

3. SMK Prajnaparamita Malang sebagai salah satu sekolah menengah kejuruan di kota Malang juga merasakan betapa pentingnya keberadaan ruang kelas sebagai salah satu unsur penentu keberhasilan proses pemelajaran. Sekolah yang memiliki siswa 420 orang yang terbagi dalam 12 kelas (rombongan belajar) ini saat ini memiliki 10 ruang kelas, sehingga idealnya masih membutuhkan 2 ruang kelas lagi dan 1 ruang praktik.
4. Dari 10 ruang kelas yang ada 2 kelas dan 1 ruang praktik diantaranya
tidak layak pakai karena kondisi bangunan yang rusak.

5. Bertolak dari pemikiran di atas maka SMK Prajnaparamita Malang menganggap bahwa pembangunan ruang kelas baru di SMK Prajnaparamita Malang adalah hal yang sangat penting dan mendesak untuk diwujudkan.
Untuk itulah kami mengajukanPROPOSAL
IMBAL SWADAYA REHABILITASI PENINGKATAN AKSES SMK
PRAJNAPARAMITA MALANG



B.Visi dan Misi

Visi

Menjadi Pusat Diklat Sertifikasi (Centre of Training and Certification) yang unggul dalam mewujudkan lulusan yang Profesional, Adaptabel, Responsif dan IMTAQ.

Misi

Untuk mencapai msi tersebut di atas maka misi yang telah ditetapkan dan hendak dituju oleh SMK Prajnaparamita Malang adalah :
•Mengembangkan
Keunggulan
melalui

Keprigelan, Ketelatenan dan Kebersihan dengan mengedepankan Kemandirian dan Kreatifitas serta menumbuhkan rasa Kejujuran dan Kepedulian terhadap sesama dan lingkungan.
•Meningkatkan pemahaman warga sekolah pelaksanaan kurikulum
SMK KTSP
•Meningkatkan kompetensi guru sesuai dengan bidang tugasnya
•Meningkatkan Sekolah Dengan Sarana Yang Memadai

C. Tujuan dan Sasaran

Pembangunan ruang kelas baru di SMK Prajnaparamita Malang bertujuan:

a.Memberikan tempat belajar siswa dengan segala perlengkapannya.
b.Menghindari mobilitas siswa pada saat jam efektif sehingga waktu yang
tersedia dapat digunakan untuk belajar secara optimal.
c. Agar pelaksanaan praktik sesuai dengan tingkat kemampuan siswa tanpa
adanya alasan keterbatasan tempat di sekolah.

Adapun sasaran kegiatan ini adalah :
a.Rehabilitasi 2 ruang kelas.
b.Membenahi penampilan ruang kelas yang direhab


BAB II
PROGRAM REHABILITASI PRASARANA
A. Tahap perencanaan
a. Melakukan pendataan kondisi bangunan
b. Membuat gambar sesuai kebutuhan rencana rehabilitasi terdiri dari:
•Tata letak bangunan
•Denah, tampak, potongan
•Instalasi listrik penerangan
•Instalasi air bersih dan air kotor
•Gambar detail meliputi antara lain : kolom, atap, kosen, dan
kuda-kuda dll.

c. Menyusun analisis kebutuhan bahan dengan jenis dan kwalitas sesuai dengan kondisi setempat, analisa harga satuan dan tenaga kerja;
d. Membuat RAB pekerjaan rehabilitasi sekolah;
e. Membuat rencana waktu pelaksanaan pekerjaan;
f. Menyusun rencana kebutuhan tenaga kerja.

B. Tahap pelaksanaan

a.Mengarahkan dan membimbing secara periodik kepada pelaksana selama
pekerjaan berlangsung.
b.Memeriksa dan membuat laporan kemajuan pekerjaan terhadap hasil
pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi yang dilakukan oleh pelaksana.
c.Memantau dan membuat laporan harian, mingguan dan bulanan pelaksnaan
pekerjaan kepada tim rehabilitasi.
d.Membuat foto perkembangan fisik pekerjaan rehabilitasi yang menunjukan
kondisi awal (0%), menengah (50%) dan akhir (100%).


BAB III
PENDANAAN

A. Rencana Pembiayaan Ruang Kelas Baru secara Keseluruhan

Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan ruang kelas baru secara keseluruhan adalah sebesar Rp 350.000.000,00 (Tiga ratus juta ribu rupiah) dengan rincian anggaran biaya terlampir.
B. Pembiayaan yang Dibebankan kepada Pemerintah Tahun 2007
Pada tahun 2007 pembiayaan yang dibebankan kepada pemerintah sebesar
Rp 280.000.000,00 (Dua ratus delapan puluh juta rupiah).

BAB V
PENUTUP

Akhirnya kami berharap bahwa proposal ini mendapat persetujuan sehingga Pembangunan Ruang Kelas Baru di SMK Prajnaparamita Malang segera dapat direalisasikan guna menciptakan suasana proses pemelajaran yang kondusif dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan secara maksimal, Amien.
Malang, 30 Maret 2007
Menyetujui,
Kepala SMK Prajnaparamita Malang,
Ketua Komite Sekolah
H.M. Eddi Widodo
H.M. John Nadha Firmana, SH

DAFTAR LAMPIRAN

1. Analisis Tingkat Kerusakan Bangunan
2. Foto – foto Fisik
3. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
4. Surat Pernyataan Dana Pendamping
5. Surat Pernyataan Pelaksanaan dengan Swakelola
6. SK Tim Rehabilitasi
7. Data Siswa
8. Foto Copy Rekening Sekolah

by : http://www.scribd.com/

Cara Membuat Proposal :

Proposal dan presentasi Anda menggambarkan Anda sama seperti pesaing Anda atau mengangkat status Anda di atas yang lainnya. Ketika klien dihadapkan dengan keputusan antara “cukup baik” dan “luar biasa”, mana yang Anda pikir akan ia pilih? Pahami pendengar dan bicara langsung untuk memudahkan kerjasama, Tentukan tema proposal. Uraikan pesan tersembunyi milik klien dan cari cara untuk menenjukan kelebihan Anda. Ambilah kesempatan untuk menyorot pengalaman dan kualifikasi Anda dalam konteks akan menguntungkan klien. Bersikaplah meyakinkan,tetapi tetaplah pada point yang jelas, ringkas, dan terorganisir. Absahkan komitmen Anda terhadap kualitas dengan memberikan klien kemudahan. Ikutilah petunjuk seolah kesepakatan bergantung padanya. Maka proposal dan persentasi Anda akan memainkan peran besar dalam stategis penjualan yang sukses untuk menulis proposal dan persentasi yang bermutu.




A. Tujuan dan Manfaat Pelatihan

1. Mengerti cara membuat proposal dan persentasi yang bemutu

2. Menciptakan stategi yang efektif dalam memenangkan persetujuan di tempat klien.

3. Membangun hubungan serta memudahkan kerjasama antar perusahaan

4. Meningkatkan kemampuan dan kinerja Anda secara dramatis

5. Mampu membangun mindset of success dalam bekerja.


B. Materi

I. Kembangkan Strategi Unggul

1. Dapatkan persetujuan sejak awal

2. Libatkan para ahli

3. Rincilah kualifikasi Anda

4. Tegaskan pernyataan yang berani

5. Gunakan pengesahan untuk mensukseskan kasus Anda

II. Tulislah secara jelas, ringkas, dan terorganisir

1. Aturlah materi apa adanya

2. Gunakan banyak judul dan subjudul

3. Sampaikan semua subpertanyaan secara individual

4. Jawablah setiap kali pertanyaan itu muncul

5. Buatlah diri Anda terdengar seperti seorang teman yang memiliki banyak informasi

C. Durasi
Lama Pelatihan adalah 8 jam/ 1 hari

D. Waktu dan Lokasi

Tanggal 15 Juli 2009 di Hotel / Office Building



E. Investasi

•Rp. 1.100.000/peserta (sudah termasuk modul dan sertifikat)
•Bonus Flashdisk 2GB berisi materi training
F. Metode Pelatihan

1.Pemaparan materi menggunakan modul yang disesuaikan dengan output/ tujuan pelatihan ini.
2.Penyampaian materi diberikan dengan metode pengalaman, sehingga dapat sesuai dengan kondisi lingkungan kerja di perusahaan Anda.
3.Pemaparan materi menggunakan media Visual, Auditory, dan Kinestethic peserta.
4.Penyampaian materi selalu dibawakan dengan pendekatan Spiritual dan Emotional.
5.Penyampaian materi untuk menciptakan persepsi baru yang dapat merubah mindset dan pemahaman peserta pelatihan.
GAME, PERSONAL ASSESSMENT and PRESENTATION


G. Peserta

Mereka yang secara sadar ingin menjadi atau meningkatkan profesionalisme dalam bekerja, seperti Sekretaris, administrator, office manager, Supervisor SDM , manajer SDM, kabag atau pimpinan tim/ unit kerja.

H. Fasilitator


Fhierly Husein, S.Psi
Sarjana Psikologi lulusan Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran (lulus 2002) telah mendedikasikan pengetahuan dan keterampilannya melalui kehidupan profesional sebagai seorang trainer sejak duduk di bangku kuliah. Aktif sebagai trainer di beberapa provider training dijalaninya sebelum bergabung dan mengelola fungsi training di salah satu perusahaan multinasional terkemuka – (Yamaha Musical Products Indonesia; 2002-2004). Tantangan untuk membangun system pengembangan SDM di salah satu perusahaan nasional terkemuka dijalaninya dengan menjadi seorang trainer dan praktisi SDM hingga saat ini (Trakindo Group; 2004-sekarang). Berbagai materi training yang pernah disampaikan selama lebih dari 6 tahun kariernya; beberapa diantaranya :
Identifikasi Kebutuhan Training, Bagaimana Menyusun Program Training yang Efektif, Evaluasi Training, HR for Non HR, Training for The Trainers, Effective Presentation Skill, Behavioral Event Interview, Coaching for Performance, Supervisory Training, HR for Non HR, HR for Beginner, Competency; Theory & Implementation, Communication Skill, Telephone Courtesy, Effective Recruitment & Selection Technique dsb.
Berbekal pengalaman dalam menyusun dan mengembangkan sistem dan prosedur HRD & PDOD membuat materi yang disampaikan tidak hanya sebagai tataran teoritis belaka, namun menjangkau implementasdan kendalanya.

I. Susunan Acara

08.00 – 08.30 Pendaftaran dan registrasi peserta

08.30 – 10.00 Materi/ Sesi I -

Kembangkan strategi unggul

1. Dapatkan persetujuan sejak awal

2. Libatkan para ahli

3. Rincilah kualifikasi Anda

4. Tegaskan pernyataan yang berani

5. Gunakan pengesahan untuk mensukseskan kasus Anda

10.00 – 10.15 Rehat

10.15 – 12.00 Materi/ Sesi II -

Tulislah secara jelas, ringkas, dan terorganisir

1. Aturlah materi apa adanya

2. Gunakan banyak judul dan subjudul

3. Sampaikan semua subpertanyaan secara individual

4. Jawablah setiap kali pertanyaan itu muncul

5. Buatlah diri Anda terdengar seperti seorang teman yang memiliki banyak informasi

12.00 – 13.00 Rehat – makan siang

13.00 – 15.00 Personal assesment dan presentasi kelompok

15.00 – 15.15 Rehat

15.15 – 16.00 Evaluasi presentasi kelompok.

16.00 Penutupan acara.

by : http://www.informasi-training.com/

Read More : Contoh Pidato

Contoh Makalah | Contoh Makalah Kesehatan | Kumpulan Contoh makalah

Contoh Makalah | Contoh Makalah Kesehatan | Kumpulan Contoh makalah memang saat ini banyak sekali yang mencari artikel diatas dimana kalau anda semua bayangkan mendapatkan tugas Observasi yang belum pernah anda alami sebelumnya, na pasti akan bingung mengerjakannya, meskipun kita dijelaskan oleh guru kita tetap saja kita akan kebingungan sebab banyak sekali anak sekarang yang tidak mendengarkan jika diberi penjelaskan atau di terangkan, maka banyak sekali yang mencari contoh makalah di Internet atau yang lainnya untuk dapat mempercepat mereka menyelesaikan tugasnya.



Sebenarnya kalau kita pikir-pikir lagi anak jaman sekarang itu pintar dan pandai sekali sebab mereka meskipun tidak mendengarkan ajaran gurunya, mereka bisa mengumpulkan tugas dengan tepat waktu, hal ini bisa terbukti dari banyaknya siswa yang tidak mendengarkan gurunya malah mendapatkan nilai yang bagus, nah kembali lagi ke contoh makalah tadi, kalau kita tidak mengerjakannya sungguh2 maka anda akan kesulitan sekali dalam mengerjakan makalah kta.

Sebab dalam mengerjakan makalah kita harus dapat berfikir ekstra keras dalam menyelesaikan makalah kita dengan tepat waktu dan juga anda akan mendapatkan nilai dengan bagus, untuk itu niatkan kalau tugas yang diberi guru itu akan bermanfaat bagi kita kelak, kalau anda berniat seperti itu maka anda pasti akan mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya.

Na anda bisa mendapatkan contoh makalah dari kami hanya disini, dan kemudian nantikan edisi terbaru dari kami dan semoga bermanfaat untuk anda semua, artikel terkait yaitu seperti contoh makalah bahasa Indonesia yang kami sajikan untuk anda pada episode yang lalu dan di cari oleh banyak orang juga.

Makalah Bahasa Indonesia | Kumpulan Makalah | Contoh Makalah

Contoh makalah disini dapat anda Copas bila perlu untuk keperluan menyelesaikan tugas anda, dan juga anda akan mendapatkan panduan membuat makalah dengan Benar, dan untuk itu kami akan memberikan beberapa contoh makalah untuk anda yang memang mendapatkan tugas sekolah, nah pada edisi yang lalu kami memberikan info mengenai contoh makalah Keperawatan untuk anda yang mendapat tugas membuat makalah tentang keperawatan, dan untuk edsi terbaru kali ini kami akan memberikan info mengenai Makalah Bahasa Indonesia untuk anda yang memang mendapatkan tugas untuk membuat makalah Indonesia,langsung saja anda lihat contoh makalanya di bawah ini






Tugas makalah bahasa Indonesia
Membangun kota ideal


Bab I
Pendahuluan

1.1 latar belakang
dewasa ini, pembangunan, urbanisasi dan pencemaran lingkungan hidup merupakan
tiga fenomena berkelanjutan yang tidak dapat dipisahkan dan harus mendapat
perhatian pemerintah kota, baik dinegara industri maju maupun di Negara industri
berkembang. Pertumbuhan kota yang cepat secara langsung berimplikasi pada
pembangunan infrastruktur dan pelayanan public. Kurangnya pelayanan air bersih,
sistem sanitasi yang baik, penyediaan rumah dan transportasi yang baik untuk
memenuhi kebutuhan pertumbuhan penduduk kota, akan menjasi penyebab utama
timbulnya masalah di kota-kota Negara berkembang.

1.2 rumusan masalah
adapun rumusan masalah dalam makalah ini,ialah sebagai berikut:
a. bagaimanakah merancang sistem tata kota yang baik?
b. Bagaimanakah managemen perkotaan yang baik dan benar?

1.3 tujuan
adapun tujuan yang ingin dicapai ialah:
a. mengetahui tata cara perancangan system perkotaan yang baik
b. mengetahui managemen perkotaan yang baik dan benar

1.4 ruang lingkup
ruang lingkup dari pembahasan masalah dalam makalah ini ialah segala sesuatu yamg
berkenaan dengan masalah sputar tata kota ditinjau dari aspek sosial-ekonomi
masyarakat yang hidup didaerah kota.

1.5 kemanfaatan
fungsi kemanfaatan dari makalah ini ialah:
a. sebagai bahan referensi untuk bahan pembelajaran bagi masyarakat umum,
profesional atau para pengaambil kebijakan
b. sebagai pembanding dari karya tulis lainnya yang sejenis untuk menambah
keragaman pembahasan yang ada mengenai permasalahan kota baru-baru ini.

1.6 metodologi
penyajian pembahasan makalah ini memakai metode sebagai berikut:
a. melakukan kajian pustaka beberapa buku literatur yang membahas masalah
perkotaan
b. melakukan browsing di internet untuk mengumpulkan data-data penting lainnya


Bab II
Landasan teori
Kota-kota tumbuh cepat

Pertumbuhan kota dinegar-negara yang sedang berkembang telah menjasi
masalah lama, walaupun kenyataannya menunjukkkan bahwa perencana dan pengelola
perkotaan telah berusaha mengatasinya. Dalam periode antara 1950-1990, jumlah
penduduk kota di dunia telah meningkat lebih kurang tiga kali lipat, yakni 730 juta
menjadi 2,3 milyar jiwa. Antara tahun 1990-2020 angka ini diperkirakan menjadi dua

kali
lipat, melewati 4,6 milyar. 93% dari jumlah tersebut akan akan terjadi di dunia yang
sedang berkembang. Artinya, lebih dari 2,2 milyar penduduk akian tinggal di dunia
kumuh di dunia ketiga. Pada saat ini sekitar 43% penduduk di dunia tinggal di daerah
perkotaan. Di Negara-negara industri maju, sekitar 93% penduduknya tinggal di daerah
perkotaan, sedangkan di negara-negara berkembang sekitar 34%. Meskipun demikian,
estimasi rata-rata tersebut tidak menunujukkan variasi yang tajam diantar Negara-

negara
tersebut., yakni lebih dari 90% di belgia, inggris, hongkong dan singapura; bebeda

jauh
dengan Nepal, Uganda, Rwanda, dan Burundi yang hanya sekitar 10% penduduknya
tinggal di daerah perkotaan. Tingkat pertambahan penduduk kota di dunia selama

periode
1970-1980 tercatat sekitar 2,5% pertahun, dengan variasi tajam antra Negara industri
dengan Negara berkembang, yakni 1% per tahun bebanding 3,7% persen per tahun. Di
dua belas negara afrika, tingkay pertumbuhan kota diperkirakan melebihi 7% per

tahun,
terutama di awal tahun 1980-an.
Secara keseluruhan jumlah penduduk kota di negara-negara berkembangakan sama
dengan jumlah penduduk perkotaan di negara-negara maju pada awal tahun 1970-an,
yang sekarang sekitar 1.400 juta dibandingkan 900 juta di negara-negara maju.

Tingkat
pertumbuhan menjadi agak lambat sejak tahun 1950-an, terutama di Negara-negara maju.
Hal yang sama terjadi pula di negara-negara brkenbang. Namun demikian, jumlah
penduduk kota akan terus meningkat secara dramatis sampai abad ke-21.
Implikasi dari pertumbuhan kota

Pertumbuhan kota yang cepat secara langsung berimplikasi pada pembangunan
infrastruktur dasar dan pelayanan pubik. Kurangnya pelayanan air bersih, system

sanitasi
yang baik, penyediaan rumah dan system transportasi yang baik untuk memenuhi
pertumbuahn penduduk kota, menjadi penyaebab utama timbulnya berbagai
permasalahan yang pelik di kota-kota negara yang sedang berkembang.
Center for human settlement, basan PBB yang menangani pemukiman dalam laporannya
mengestimasikan bawa sekitar 30% penduduk kota dunia yang sedanga berkembang
tidak mempunyai akses terhadap air bersih dan 40% penduduk kota di asia tinggal di
pemukiman yang tidak mempunyai sanitasi yang layak. Laporan yang sama



menunjukkkan bahwa 40-50% penduduk di kota-kota Negara yang sedang berkembang
tinggal di daerah kumuh dan pemukiman informal. 85% di addis ababa 59% di bogota
dan 51% di Ankara. Karena tidak semua pumikiman informal memiliki kondisi yang
layak, mereka tidak menerima pelayana infrastruktur dasar seperti jalan air dan

listrik.
Indikator kepadatan penduduk atau tingkat hunian per kamar menunjukkan tidak
cukupnya suplai perumahan. Di India tingkat hunian per ruang ialah rata-rata 2,8

orang,
sedangakan di Pakistan dan sri langka ialah 2,7 orang per ruang. Di Bombay

metropolitan
area, 77% rumah tannga dengan jumlah 5,3 orang tinggal di satu ruang. Pelayanan kota
yang lain juga menunjukkan tidak dapat memenuhi kebutuhan penduduk kota. UNHCS
memperkirakan bahwa seperaempat dari sampah kota yang dapat dikumpulkan oleh
pemerintah kota. Sementara itu sisanya mungkin didaur ulang, dibakar atau dibuang ke
sungai atau kali, yang lebih lanjut akan menyebabkan masalah kesehatan. Tidak
cukupnya jaringan jalan menyebabkan kemacetan. Selain itu, pelayanan pendidikan dan
kesehatan masih jauh dari kebutuhan ideal. Pemenuhan pelayanan kesehatan pada
kelompok kaya mungkin sangat baik, namun sangat berbeda hanya pada kelompok
miskin. Di India, tingkat kematian di daerah perkotaan lebih tinngi daripada di

daerah
pinggiran kota.

Biaya yang diperlukan untuk memberikan pelayanan yang baik kepada setiap
penduuk sudah tentu sangat basar. Prakash memperkirakan bahwa biaya per kapita untuk
infrastruktur dasar kota berkisr antara 350-500 dolar AS pada tahun 1977, atau

1.400-
2000 dollar AS pada tahun 1992. oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan
infrastruktur dasar untuk pertambahan penduduk antara tahun 1990-2000 dibutuhkan
sekitar 80-120 milyar dollar AS per tahun. Biaya ini hanya sekedar memenuhi

kebutuhan
pertambangan penduduk dan belum termasuk peningkatan kondisi dan infrastruktur
pemukiman yang ada.jumlah ini adalah sekitar 2,5-4% dari produk nasional bruto
Negara-negara yang sedang berkembang. Pada tahun 1985, badan perencana indida
memperkirakan bahwa pwmerintah india harus menyediakan dana lebih dari 25 milyar
dollar AS sampai tahun 2000. sedangkan di Indonesia diestimasikan bahwa pemerintah
harus menginfestasikan dana sekitar 1,4 milyar dollar AS per tahun dari tahun 1985
sampai tahun 2000 untuk memenuhi kebutuhan pelayanan infrastruktur kota, atau
seperlima dari anggaran pembangunan. Perhitungan tersebut sudah tentu penuh dengan
perdebatan tentang definisi yang jelas tentang pelayanan dasar kota yang layak.

Bagaimanakah perkembangan penduduk kota di Indonesia? Tingkat pertumbuhan
yang tinggal di daerah perkotaan meningkat pesat dari tahun 1961 sampai tahun 2005.

di
dalamn hal ini perlu di bedakan antara dua pengertian, tingkat pertumbuhan penduduk
dan level urbanisasi. Tingkat pertmbuhan penduduk dihitung dari jumlah pertambahan
penduduk dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu. Demikian pula tingkat
pertumbuhan penduduk yang tinggal di daerah perkotaan, dihitung dari jumlah penduduk
yang tinggal di daerah perkotaan dengan jumlah penduduk sekarang. Sedangkan level
urbanisasi (level of urbanization) adalah persentase jumlah penduduk secara

keseluruhan.
Dua perhitungan ini umumnya digunakan untuk melihat pertumbuhan penduduk yang
tinggal di daerah perkotaan di suatu Negara. Semakin besar tingkat pertumbuhan dan
proporsi penduduk kota, maka jumlah penduduk yang tinggal di daerah prkotaan semakin
tinggi.

Bagaimana menurut anda mengenai contoh makalah bahasa Indonesia dari kami semoga saja bermanfaat untuk anda semua, dan juga kami akan memberikan lanjutana dari makalah diatas yaitu langsung dapatkan disini, dan kemudian kami ucapkan banyak terima kasih karena anda telah melihat info dan berita yang satu ini.

Contoh Makalah Kesehatan | Kumpulan Makalah Lengkap

Berbicara masalah Contoh makalah kami menyediakan banyak sekali contoh makalah untuk anda semua yang memang ingin sekali mendapatkan makalah sesuai dengan tugas dari dosen atau guru anda sendiri untuk itu kami berusaha memberikan info mengenai contoh makalah untuk anda, seperti edisi kami yang lalu yaitu contoh makalah Keperawatan untuk anda semua yang memasuki jurusan perawat dan anda mendapatkan tugas untuk membuat makalah Keperawatan, dan untuk edisi terbaru kali ini kami menyediakan Makalah Kesehatan Untuk anda semua yang mendapatkan tugas untuk membuat makala mengenai Kesehatan.



Contoh makalah Kesehatan, dari kami hanya sekedar contoh, usahakan untuk anda membuat sendiri hanya langkahnya sesuai dengan contoh makalah dari kami, Oke :

BAB I
PENDAHULUAN MAKALAH KESEHATAN

A. Latar Belakang Masalah Kesehatan masyarakat
Sanitasi merupakan salah satu komponen dari kesehatan masyarakat, yaitu
perilaku yang disengaja untuk membudayakan hidup bersih untuk mencegah
manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya
lainnya, dengan harapan dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.
Dalam penerapannya di masyarakat, sanitasi meliputi penyediaan air, pengelolaan limbah, pengelolaan sampah, kontrol vektor, pencegahan dan pengontrolan pencemaran tanah, sanitasi makanan, serta pencemaran udara.
Kesehatan lingkungan di Indonesia masih memprihatinkan. Belum optimalnya sanitasi di Indonesia ini ditandai dengan masih tingginya angka kejadian penyakit infeksi dan penyakit menular di masyarakat. Pada saat negara lain pola penyakit sudah bergeser menjadi penyakit degeneratif, Indonesia masih direpotkan oleh kasus demam berdarah, Diare, Kusta, serta
Hepatitis A yang seakan tidak ada habisnya.
Kondisi sanitasi di Indonesia memang tertinggal cukup jauh dari negaranegara tetangga. Dengan Vietnam saja Indonesia hampir disalip, apalagi dibandingkan dengan Malaysia atau Singapura yang memiliki komitmen tinggi terhadap kesehatan lingkungan di negaranya. Jakarta hanya menduduki posisi nomor dua dari bawah setelah Vientianne (Laos) dalam pencapaian
cakupan sanitasinya.
Sanitasi sangat menentukan keberhasilan dari paradigma pembangunan kesehatan lingkungan lima tahun ke depan yang lebih menekankan pada aspek pencegahan (preventif) daripada aspek pengobatan (kuratif). Dengan adanya upaya preventif yang baik, angka kejadian penyakit yang terkait dengan kondisi lingkungan dapat dicegah. Selain itu anggaran yang diperlukan untuk
preventif juga relatif lebih terjangkau dari pada melakukan upaya kuratif.Anggaran pemerintah untuk kesehatan masyarakat masih relatif minim.
Dari anggaran yang masih minim tersebut, sanitasi tidak berada di urutan yang dijadikan prioritas utama. Besarnya investasi untuk pengembangan sanitasi diperkirakan hanya Rp20/orang/tahun, lebih rendah dari yang dibutuhkan sebesar Rp40,000/orang/tahun. Buruknya sanitasi ini menyebabkan kerugian
terhadap ekonomi Indonesia sebesar 6,3 milyar dolar AS setiap tahun pada tahun 2006, ini setara dengan 2.3% Produk Domestik Bruto (PDB) kita.
Pemerintah juga bekerjasama dengan beberapa negara berkembang untuk meningkatkan fasilitas sanitasi dan kondisi penyediaan air bersih, khususnya di daerah pedesaan. Sangat miris rasanya jika kita masih memerlukan dana negara lain untuk membangun sanitasi di negeri sendiri.
B. Rumusan Masalah
Kesehatan masyarakat sangatlah penting sebagai kehidupan saat ini.
· Bagaimana kondisi sanitasi lingkungan di Indonesia?
· Bagaimana upaya penerapan ilmu Gizi berbasis makanan
khas daerah?
· Bagaiamana cara menjaga kesehatan lingkungan ini…?
· Seperti apa Upaya yang benar mengantisipasi saat gejala
sakit datang?
C. Tujuan
Penerapan Ilmu Gizi Berbasis Makanan Khas daerah pada jenjang
pendidikan formal dapat memutus mata rantai penyebab masalah gizi dan
kesehatan. Masalah-masalah tersebut diantaranya gizi kurang, gizi buruk, gizi
lebih dan masalah kesehatan yang bersifat degeneratif seperti penyakit
jantung, diabetes mellitus, kanker, hipertensi, dll

untuk anda yang ingin mendapatkan makalah ini dengan lengkap langsung saja dapatkan disini, dan kemudian anda akan mendapatkan apa yang anda inginkan dengan lengkap. Nah suda dulu info dan berita dari kami semoga bermanfaat untuk adna semua dan kami ucapkan banyak terima kasih karena anda telah melihat info dari kami,

Contoh Makalah Keperawatan | Kumpulan Makalah

Contoh Makalah Keperawatan | Kumpulan Makalah - Kami akan memebrikan sedikit informasi untuk anda mengenai Contoh makalah, dimana anda yang sedang menjalani pendidikan didunia keperawatan maka anda akan mendapakan tugas untuk membuat makalah keperawatan, nah untuk itu kami akan memberikan anda sedikit contoh untuk anda yang memang ingin menyelesaikan tugas anda mengenai makalah keperawatan, langsung saja anda bisa melihatnya di bawah ini.



Makalah keperawatan dari merupakan sekedar contoh jadi untuk anda boleh saja meng copy tetapi apa lebih baik saja kalau anda mengambil topik yang sama disini dan anda membuat Itemnya sendiri agar lebih kreatif gitu, Oke, ini dia Contoh makalah Keperawatan untuk anda :

Makalah keluarga berencana

Bahan Makalah keuarga berencana,
Indonesia mewajibkan warga negaranya untuk ikut mendukung keluarga berencana, hal ini dikarenakan untuk menekan jumlah pertumbuhan yang kian pesat di waktu tahun order baru, pada tahun tersebut pemerintahan presiden soeharto dianggap berhasil melakukan pembenahan dalam program keluarga berencana serta mobilitas perekonomian yang baik pula.
Memiliki keluarga ideal adalah dambaan setiap orang dan dengan Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 1998).
Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan (Prof. dr. Abdul Bari Saifuddin, 2003).
Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu. Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien (http:/psikis.bkkbn.go.id/gemopria.articles.php)
KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan keamanan medis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan (ferundity). (http:/psikis.bkkbn.go.id/gemapria/articles.php).
Di Indonesia khususnya di wilayah Jawa Tengah terutama di desa Pengkol, kecamatan Tanon dengan jumlah penduduk wanita 1802, orang yang mengalami kehamilan cukup tinggi pada umur 20 – 30 tahun adalah 70%, 25% umur 31 – 40 tahun, 5% umur 40 tahun keatas.
Pada tahun 2006 penggunaan KB suntik menurun diperkirakan 10-30%, sehingga meningkatkan angka kehamilan di desa Pengkol. Penggunaan KB pil menurun diperkirakan 10-20%.
Pada tahun 1960 angka kematian balita mencapai lebih dari 200 per 1000 orang, dua kali lebih besar dari angka kematian balita di Filipina atau Thailand. Pada tahun 2005 angka tersebut turun hingga kurang dari 50 per 1000 orang, yang merupakan salah satu penurunan tertinggi yang terjadi di kawasan ini. Seorang anak yang lahir pada tahun 1940 hanya memiliki sekitar 60% kesempatan untuk mengenyam pendidikan, 40% untuk menamatkan sekolah dasar dan 15% untuk menamatkan pendidikan di sekolah menengah pertama. Sebaliknya, lebih dari 90% anak-anak yang lahir sejak tahun 1980 berhasil menamatkan pendidikan sekolah menengah pertama.
Sebagian besar kemajuan yang diperoleh semata-mata berkaitan dengan peningkatan pendapatan. Pendapatan perkapita berlipat ganda antara tahun 1970 sampai dengan 1980 dan berlipat ganda lagi pada akhir tahun 1990 (sebelum terjadi krisis ekonomi tahun 1997). Salah satu analisis tentang program Keluarga Berencana Indonesia yang sangat luas menunjukkan bahwa sebagian besar pengurangan fertilitas berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan peningkatan jenjang pendidikan (Gertler dan Molyneaux).
Ada beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB diantaranya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu dan faktor pendukung lainnya. Untuk mempunyai sikap yang positif tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang maka kepatuhan menjalani program KB berkurang (Notoatmojo, 2003).
Sehubungan dengan kondisi di atas penulis merasa perlu meneliti pengetahuan ibu terhadap KB. Desa Pengkol dipilih sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan jumlah penduduk desa Pengkol tergolong cukup banyak dengan tingkat pendidikan yang sangat bervariasi terutama pada ibu, mulai dari yang tidak lulus sekolah dasar sampai pada ibu yang pernah belajar dari perguruan tinggi.
Untuk meningkatkan efektivitas KB perlu dilakukan suatu sikap dan pengetahuan yang menunjang dari ibu. Untuk mempelajari tentang pengetahuan ibu dan KB penting untuk dilakukan suatu penelitian tentang “Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi di Desa Pengkol Kabupaten Sragen”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut diatas, maka dapat diasumsikan permasalahan kurangnya pengetahuan ibu dalam KB, sehingga apalah ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum pada penelitian ini adalah mempelajari hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus pada penelitian ini adalah:
a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan dengan pemilihan alat kontrasepsi.
b. Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi.
c. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi.

D. Manfaat Penelitian
Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Dengan adanya keikutsertaan dalam KB maka dapat mengurangi dampak kehamilan yang ditimbulkan.
2. Dengan adanya tingkat pengetahuan ibu yang meningkat maka ibu akan mempunyai pengetahuan tentang KB.
3. Sebagai bahan masukan yang digunakan untuk penerapan KB dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Bahan Makalah keuarga berencana,
Indonesia mewajibkan warga negaranya untuk ikut mendukung keluarga berencana, hal ini dikarenakan untuk menekan jumlah pertumbuhan yang kian pesat di waktu tahun order baru, pada tahun tersebut pemerintahan presiden soeharto dianggap berhasil melakukan pembenahan dalam program keluarga berencana serta mobilitas perekonomian yang baik pula.
Memiliki keluarga ideal adalah dambaan setiap orang dan dengan Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 1998).
Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan (Prof. dr. Abdul Bari Saifuddin, 2003).
Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu. Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien (http:/psikis.bkkbn.go.id/gemopria.articles.php)
KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan keamanan medis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan (ferundity). (http:/psikis.bkkbn.go.id/gemapria/articles.php).
Di Indonesia khususnya di wilayah Jawa Tengah terutama di desa Pengkol, kecamatan Tanon dengan jumlah penduduk wanita 1802, orang yang mengalami kehamilan cukup tinggi pada umur 20 – 30 tahun adalah 70%, 25% umur 31 – 40 tahun, 5% umur 40 tahun keatas.
Pada tahun 2006 penggunaan KB suntik menurun diperkirakan 10-30%, sehingga meningkatkan angka kehamilan di desa Pengkol. Penggunaan KB pil menurun diperkirakan 10-20%.
Pada tahun 1960 angka kematian balita mencapai lebih dari 200 per 1000 orang, dua kali lebih besar dari angka kematian balita di Filipina atau Thailand. Pada tahun 2005 angka tersebut turun hingga kurang dari 50 per 1000 orang, yang merupakan salah satu penurunan tertinggi yang terjadi di kawasan ini. Seorang anak yang lahir pada tahun 1940 hanya memiliki sekitar 60% kesempatan untuk mengenyam pendidikan, 40% untuk menamatkan sekolah dasar dan 15% untuk menamatkan pendidikan di sekolah menengah pertama. Sebaliknya, lebih dari 90% anak-anak yang lahir sejak tahun 1980 berhasil menamatkan pendidikan sekolah menengah pertama.
Sebagian besar kemajuan yang diperoleh semata-mata berkaitan dengan peningkatan pendapatan. Pendapatan perkapita berlipat ganda antara tahun 1970 sampai dengan 1980 dan berlipat ganda lagi pada akhir tahun 1990 (sebelum terjadi krisis ekonomi tahun 1997). Salah satu analisis tentang program Keluarga Berencana Indonesia yang sangat luas menunjukkan bahwa sebagian besar pengurangan fertilitas berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan peningkatan jenjang pendidikan (Gertler dan Molyneaux).
Ada beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB diantaranya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu dan faktor pendukung lainnya. Untuk mempunyai sikap yang positif tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang maka kepatuhan menjalani program KB berkurang (Notoatmojo, 2003).
Sehubungan dengan kondisi di atas penulis merasa perlu meneliti pengetahuan ibu terhadap KB. Desa Pengkol dipilih sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan jumlah penduduk desa Pengkol tergolong cukup banyak dengan tingkat pendidikan yang sangat bervariasi terutama pada ibu, mulai dari yang tidak lulus sekolah dasar sampai pada ibu yang pernah belajar dari perguruan tinggi.
Untuk meningkatkan efektivitas KB perlu dilakukan suatu sikap dan pengetahuan yang menunjang dari ibu. Untuk mempelajari tentang pengetahuan ibu dan KB penting untuk dilakukan suatu penelitian tentang “Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi di Desa Pengkol Kabupaten Sragen”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut diatas, maka dapat diasumsikan permasalahan kurangnya pengetahuan ibu dalam KB, sehingga apalah ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum pada penelitian ini adalah mempelajari hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus pada penelitian ini adalah:
a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan dengan pemilihan alat kontrasepsi.
b. Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi.
c. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi.

D. Manfaat Penelitian
Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Dengan adanya keikutsertaan dalam KB maka dapat mengurangi dampak kehamilan yang ditimbulkan.
2. Dengan adanya tingkat pengetahuan ibu yang meningkat maka ibu akan mempunyai pengetahuan tentang KB.
3. Sebagai bahan masukan yang digunakan untuk penerapan KB dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Lihat juga contoh makalah Pendidikan dari kami, dan anda bisa mendapatkan makalah lebih banyak lagi hanya disini juga kami ucapkan banyak terima kasih karena anda tela melihat berita dan info dari kami semoga bermanfaat untuk anda semua, nantikan edisi terbaru dari kami.

Contoh Makalah Kewarganegaraan | Contoh Makalah Ketahanan Nasional

Dalam dunia pendidikan pastinya kita semua akan mengenal yang namanya makalah, tetapi sedang tidak banyak siswa dan siswi yang mengenal makalah untuk itu mereka akan melakukan suatu kegiatan penelitian, pada edisi lalu kami menyediakan contoh makalah untuk anda semua, dan juga kami akan memberikan sesuatu hal yang tidak jauh dari makalah, dan yang pasti anda akan mendapatkan dan menyelsaikan tugas sekolah anda dengan baik dan tepat waktu, ditambah mendapatkan nilai A. contoh makalah Kewarganegaraan atau PKN ini akan mengisi edisi kali ini.

Nah langsung saja kami memberikan contoh Makalah Ketahanan Nasional di bawah ini :

BAB I.
PENDAHULUAN

Pengertian ketahanan nasional adalah kondisi dinamika, yaitu suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan, Kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, hambatan dan ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Juga secara langsung ataupun tidak langsung yang dapat membahayakan integritas, identitas serta kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Dalam perjuangan mencapai cita-cita/tujuan nasionalnya bangsa Indonesia tidak terhindar dari berbagai ancaman-ancaman yang kadang-kadang membahayakan keselamatannya. Cara agar dapat menghadapi ancaman-ancaman tersebut, bangsa Indonesia harus memiliki kemampuan, keuletan, dan daya tahan yang dinamakan ketahanan nasional.
Kondisi atau situasi dan juga bisa dikatakan sikon bangsa kita ini selalu berubah-ubah tidak statik. Ancaman yang dihadapi juga tidak sama, baik jenisnya maupun besarnya. Karena itu ketahanan nasional harus selalu dibina dan ditingkatkan, sesuai dengan kondisi serta ancaman yang akan dihadapi. Dan inilah yang disebut dengan sifat dinamika pada ketahanan nasional.
Kata ketahanan nasional telah sering kita dengar disurat kabar atau sumber-sumber lainnya. Mungkin juga kita sudah memperoleh gambarannya.
Untuk mengetahui ketahanan nasional, sebelumnya kita sudah tau arti dari wawasan nusantara. Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamik yang dimiliki suatu bangsa, yang didalamnya terkandung keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan kekuatan nasional.
Kekuatan ini diperlukan untuk mengatasi segala macam ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang langsung atau tidak langsung akan membahayakan kesatuan, keberadaan, serta kelangsungan hidup bangsa dan negara. Bisa jadi ancaman-ancaman tersebut dari dalam ataupun dari luar.

BAB II.
KETAHANAN NASIONAL INDONESIA


1. Perkembangan Ketahanan Nasional
Dewasa ini istilah ketahanan nasional sudah dikenal diseluruh Indonesia. Dapat dikatakan bahwa istilah itu telah menjadi milik nasianal. Ketahanan Nasional baru dikenal sejak permulaan tahun 60 an. Pada saat itu istilah itu belum diberi devenisi tertentu. Disamping itu belum pula disusun konsepsi yang lengkap menyeluruh tentang ketahanan nasional. Istilah ketahanan nasional pada waktu itu dipakai dalam rangka pembahasan masalah pembinaan ter itorial atau masalah pertahanan keamanan pada umumnya.
Walaupun banyak instansi maupun perorangan pada waktu itu menggunakan istilah ketahanan nasional, namun lembaga yang secara serius dan terus-menerus mempelajari dan membahas masalah ketahanan nasional adalah lembaga pertahanan nasional atau lemhanas. Sejak Lemhanas didirikan pada tahun 1965, maka masalah ketahanan nasional selalu memperoleh perhatian yang besar.
Sejak mulai dengan membahas masalah ketahanan nasional sampai sekarang, telah dihasilkan tiga konsepsi.Pengertian atau devenisi pertama Lemhanas, yang disebut dalam konsep 1968 adalah sebagai berikut :
Ketahanan nasional adalah keuletan dan daya tahan kita dalam menghadapi segala kekuatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup Negara dan bangsa Indonesia.
Pengertian kedua dari Lemhanas yang disebut dalam ketahanan nasional konsepsi tahun 1969 merupakan penyempurnaan dari konspsi pertama yaitu :
Ketahanan nasional adalah keuletan dan daya tahan suatu bangsa yang mengandung kemampuan untuk memperkembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala ancaman baik yang datang dari luar maupun yang datang dari dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup Negara Indonesia.

NAh Lebih lengkapnya anda bisa dapatkan di bawah ini :

Contoh makalah Ketahanan Nasional

Contoh Makalah Pendidikan

Untuk menempuh keberhasilan di masa mendatang seharsnya kita memang wajib menyelesaikan tugas di sekolah untuk meniti tiap anak tangga kesuksessan kita, seperti kebanyakan siswa-siswi di berikan tugas untuk membuat makalah, mereka pastinya mencari Contoh makalah untuk panduan mereka dalam membuat makalah mereka dengan benar dan mendapatkan nilai yang maksimal, dimana kalau kita mendalami sebuah makalah yang didalamnya berisi mengenai suatu penelitian memang sangat banyak sekali gunanya dan juga tidak bisa kita membuat makalah itu asal-asalan, seperti halnya Contoh makalah Pendidikan yang kami berikan untuk anda semua, yang didalamnya terdapa berbagai jenis sususan makalah pendidikan yang memang anda butuhkan.



contoh makalah Pendidikan dari kami akan membantu anda untuk menyelesaikan tugas sekolah anda dan kami yakin kalau akan membuat dan membantu anak bangsa untuk mencapai cita-citanya, dan meraih impiannya, sebab seseorang yang sudah bisa mngerjakan makalah dan dia tertarik maka dia bisa menjadi Ilmuwan yang sangat dibutuhkan oleh masyrakat, sebab penemuan mereka akan berguna bagi masyarakat sekitar.

Nah udah dulu info kami mengenai Contoh Makalah Pendidikan dari kami semoga berguna bagi anda dan juga akan membantu anda untuk menyelesaikan tugas sekolah anda dan mendapatkan nilai maksimal yang anda inginkan. kalau anda ingin mendapatkan contoh makalah pendidikan dapatkan saja disini, dan anda akan mendapatkan Contoh makalah dengan lengkap, dan kami mengucapkan banyak terima kasih karena telah melihat dan membaca artikel dari kami dan nantikan edisi selanjutya dari kami. Oke untuk mendownload contoh makalah silahkan di bawah ini :

Contoh makalah Pendidikan

Contoh Pidato | Teks Pidato | Susunan Pidato

Membahas masalah pidato merupakan tugas yang paling menegangkan yang pernah diberikan oleh guru saya pada waktu saya kelas 3 SLTP, waktu itu saya harus membuat Pidato dengan tema bebas, dan kemudian saya harus mencari contoh Pidato di Inernet dan kemudian menghafalkan Pidato itu, yah karena ini merupakan pengalaman pertama saya untuk maju di muka umum, yah saya lakukan meskipun takut banget sebenarnya kalau kita niat sih semuanya jadi mudah,, hihihi kami juga menyediakan contoh makalah bagi anda yang mungkin ada tugas di suruh mencari makalah atau membuat makalah, Oke



Nah langsung saja kami berikan untuk anda semua tentang contoh pidato, nih di bawah ini :

contoh pidato tentang mengajak orang menanam 1000 pohon ( global warming)

Salam sejahtera bagi kita semua, semoga Tuhan selalu melimpahkan
berkat-Nya kepada kita semua.

Kepada Ibu Kepala Sekolah yang saya hormati,
Kepada Bapak dan Ibu guru yang saya hormati,
Serta teman-teman sekalian yang saya banggakan.

Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat dan rahmat-Nya kita dapat hadir di empat ini dalam keadaan sehat wal afiat.

seperti yang kita tahu bahwa dunia ini sudah semakin panas, apakah anda/kalian merasa bahwa sinar matahari semakin terik dan malam hari semakin dingin, karena keserakahan manusia, dunia menjadi menderita dan kesakitan, termasuk karena ilegallogging semakin mengganas, bahkan indonesia yang dibilang sebagai zamrud khatulistiwa karena kehijauan dan kesuburannya kehilangan zamrudnya dan citranya karena tangan orang serakah yang mencuri pohon pohon kita(gak bayar lagi hehehe) dan tak bertanggung jawab. bisakah kita hanya menutup mata dan pura pura buta??? masihkah hati nurani kita peduli terhadap alam ?

sebagai rasa kepedulian terhadap alam, (saya/kita/kami) mengadakan penanaman 1000 pohon di(kalimantan/amazon/pekarangan sekolah dll), kiranya saudara saudara dapat berpartisipasi dalam penyelenggaraan penanaman 1000 pohon ini, maaf kalau ada kesalahan dalam pembacaan ataupun teknisnya, terima kasih telah mendengar aspirasi saya, wassalam...

Nah susunan dan contoh Pidato ada diatas, semoga anda dapat mengambil manfaatnya dan pidato dari kami bermanfaat untuk anda semua, dan jika anda ingin melihat berita kami yang lainnya maka anda dapat mendapatkannya disini, dan anda akan mendapatkan berita yang sangat bagus dan juga terupdate, nah terima kasih karena anda telah membaca artikel dari kami, dan nantikan edisi kami selanjutnya.

Contoh Makalah

Contoh Makalah - Setiap orang pasti membutuhkan pendidikan dan juga pasti sangat banyak orang yang tidak pernah merasakan bangku sekolahan, akan tetapi bagi kita pendidikan itu sangatlah penting dan juga akan dapat merubah kehidupan kita di masa mendatang, nah bagi anda yang sekarang sedang sekolah, kami memberikan sedikit contoh makalah yang lengkap dan sederhana, sebab makalah dari saya ini memang benar-benar buatan saya sendiri dari hasil kerja keras saya belajar untuk menggapai cita-cita.

untuk itu saya mencoba membagikan sedikit ilmu yang saya berikan tentang contoh makalah yang cukup sederhana tapi semoga bermanfaat bagi anda semua :


MAKALAH
“Epistemologis Bimbingan dan Konseling



KATA PENGANTAR

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan atau yang disebut dengan BK di Indonesia ini kebanyakan para pakar, tokoh, Mahasiswa BK tidak mengerti akan Epistemologis BK dimana Epistemologis sendiri menyangkut Asal-Usul, Anggapan, Karakter, Kecermatan, dan Keabsahan atau Kebenaran BK ( Bimbingan dan Konseling ) maka dari itu kami memberikan suatu sajian bacaan mengenai Epistemologis BK untuk anda agar Anda dapat mengerti dan lebih bagus lagi jika anda memahaminya,
Makalah ini disusun karena akan membuat anda dapat semakin bermangat untuk mempelajari dan memahami Bimbingan dan Konseling, juga dapat menjadi referensi anda untuk membuat suatu penulisan laporan dan sebagainya, kami ingin makalah ini dapat berguna bagi anda sebagai pembaca.





Penulis



i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................,......................ii
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................iii

BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
1. Asal – Usul BK ( Bimbingan Konseling )........................................................3
2. Anggapan Mengenai BK................................................................................7
3. Karakter BK................................................................................................14
4. Kecermatan BK............................................................................................15
5. Kebenaran / Keabsahan BK............................................................................15
BAB III
PENUTUP.............................................................................................................16
A. KESIMPULAN............................................................................................16
B. SARAN.......................................................................................................16



ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sebagai mahasiswa yang berkecimpung dalam masalah yang menyangkut Psikologi pendidikan atau yang disebut dengan BK ( Bimbingan Konseling) haruslah mengerti Epistemologis BK ( Bimbingan dan Konseling ) sebab sebelum kita mempelajari sesuatu alangkah baiknya jika kita mengerti dan memahami seluk – beluk ilmu yang akan kita pelajari dan menjadi profesi hidup kita, Epistemologis merupakan penafsiran terhadap teks yang dibangun berdasarkan teori epistema. Epistema —bahasa Yunani Kunonya, epistémé, atau bahasa Inggerisnya, epistemic— adalah teori pengetahuan tentang: (a) asal-usul, (b) anggapan, (c) karakter, (d) rentang, dan (e) kecermatan, kebenaran atau keabsahan pengetahuan, Epistomologi atau Teori Pengetahuan berhubungan dengan hakikat dari ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia. Pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui akal dan panca indera dengan berbagai metode, diantaranya; metode induktif, metode deduktif, metode positivisme, metode kontemplatis dan metode dialektis dan Epistemologi atau teori pengetahuan adalah cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung-jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan yang diperoleh manusia melalui akal, indera dan lain-lain mempunyai metode tersendiri dalam teori ilmu pengetahuan diantaranya metode induktif, metode deduktif, metode positivisme, metode kontemplatif, dan metode dialektis. Dengan kamajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, Gregory Bateson menilai kemajuan ini cenderung memperbudak manusia akibat dari kesalahan epistemologi barat dan ini harus diluruskan.
Jadi suatu ilmu selalu ada epstemologisnya agar kita sebagai mahasiswa yang sedang belajar ilmu tersebut dapat dengan mudah mempelajari apa yang ada dalam Bk sebab kita telah mengerti seluk-beluk ilmu yang sedang kita pelajari.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan penjelasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
• Asal-usul BK ( Bimbingan Konseling) adalah?
• Anggapan Mengenai BK yaitu?
• Karakter BK yaitu seperti?
• Kecermatan BK yaitu?
• Kebenaran atau Keabsahan BK yaitu?

C. Tujuan

Tujuan Yang harus di capai dalam penelitian ini yaitu?
1. Dapat membuat kita ( Mahasiswa ) mengerti dengan jelas mengenai BK
2. Dapat membuat Mahasiswa semangat belajar BK
3. Mengerti Tujuan dalam BK
4. Dapat menjadi Referensi dalam peneliti selanjutnya


BAB II
PEMBAHASAN

1. Asal Usul BK ( Bimbingan Konseling )
Sejarah lahirnya Bimbingan dan Konseling di Indonesia diawali dari dimasukkannya Bimbingan dan Konseling (dulunya Bimbingan dan Penyuluhan) pada setting sekolah. Pemikiran ini diawali sejak tahun 1960. Hal ini merupakan salah satu hasil Konferensi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (disingkat FKIP, yang kemudian menjadi IKIP) di Malang tanggal 20 – 24 Agustus 1960. Perkembangan berikutnya tahun 1964 IKIP Bandung dan IKIP Malang mendirikan jurusan Bimbingan dan Penyuluhan. Tahun 1971 beridiri Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) pada delapan IKIP yaitu IKIP Padang, IKIP Jakarta, IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, IKIP Semarang, IKIP Surabaya, IKIP Malang, dan IKIP Menado. Melalui proyek ini Bimbingan dan Penyuluhan dikembangkan, juga berhasil disusun “Pola Dasar Rencana dan Pengembangan Bimbingan dan Penyuluhan “pada PPSP. Lahirnya Kurikulum 1975 untuk Sekolah Menengah Atas didalamnya memuat Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan.
Tahun 1978 diselenggarakan program PGSLP dan PGSLA Bimbingan dan Penyuluhan di IKIP (setingkat D2 atau D3) untuk mengisi jabatan Guru Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah yang sampai saat itu belum ada jatah pengangkatan guru BP dari tamatan S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan. Pengangkatan Guru Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah mulai diadakan sejak adanya PGSLP dan PGSLA Bimbingan dan Penyuluhan. Keberadaan Bimbingan dan Penyuluhan secara legal formal diakui tahun 1989 dengan lahirnya SK Menpan No 026/Menp an/1989 tentang Angka Kredit bagi Jabatan Guru dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Di dalam Kepmen tersebut ditetapkan secara resmi adanya kegiatan pelayanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah. Akan tetapi pelaksanaan di sekolah masih belum jelas seperti pemikiran awal untuk mendukung misi sekolah dan membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan mereka.Sampai tahun 1993 pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah tidak jelas, parahnya lagi pengguna terutama orang tua murid berpandangan kurang bersahabat dengan BP. Muncul anggapan bahwa anak yang ke BP identik dengan anak yang bermasalah, kalau orang tua murid diundang ke sekolah oleh guru BP dibenak orang tua terpikir bahwa anaknya di sekolah mesti bermasalah atau ada masalah. Hingga lahirnya SK Menpan No. 83/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya yang di dalamnya termuat aturan tentang Bimbingan dan Konseling di sekolah. Ketentuan pokok dalam SK Menpan itu dijabarkan lebih lanjut melalui SK Mendikbud No 025/1995 sebagai petunjuk pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Di Dalam SK Mendikbud ini istilah Bimbingan dan Penyuluhan diganti menjadi Bimbingan dan Konseling di sekolah dan dilaksanakan oleh Guru Pembimbing. Di sinilah pola pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah mulai jelas.
a. Pra Lahirnya Pola 17
Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah diselenggarakan dengan pola yang tidak jelas, ketidak jelasan pola yang harus diterapkan berdampak pada buruknya citra bimbingan dan konseling, sehingga melahirkan miskonsepsi terhadap pelaksanaan BK, munculnya persepsi negatif terhadap pelaksanaan BK, berbagai kritikan muncul sebagai wujud kekecewaan atas kinerja Guru Pembimbing sehingga terjadi kesalahpahaman, persepsi negatif dan miskonsepsi berlarut. Masalah menggejala diantaranya: konselor sekolah dianggap polisi sekolah, BK dianggap semata-mata sebagai pemberian nasehat, BK dibatasi pada menangani masalah yang insidental, BK dibatasi untuk klien-klien tertentu saja, BK melayani ”orang sakit” dan atau ”kurang normal”, BK bekerja sendiri, konselor sekolah harus aktif sementara pihak lain pasif, adanya anggapan bahwa pekerjaan BK dapat dilakukan oleh siapa saja, pelayanan BK berpusat pada keluhan pertama saja, menganggap hasil pekerjaan BK harus segera dilihat, menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien, memusatkan usaha BK pada penggunaan instrumentasi BK (tes, inventori, kuesioner dan lain-lain) dan BK dibatasi untuk menangani masalah-masalah yang ringan saja.
Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah diselenggarakan dengan pola yang tidak jelas, ketidak jelasan pola yang harus diterapkan disebabkan diantaranya oleh hal-hal sebagai berikut :
1. Belum adanya hukum
Sejak Konferensi di Malang tahun 1960 sampai dengan munculnya Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan di IKIP Bandung dan IKIP Malang tahun 1964, fokus pemikiran adalah mendesain pendidikan untuk mencetak tenaga-tenaga BP di sekolah. Tahun 1975 Konvensi Nasional Bimbingan I di Malang berhasil menelurkan keputusan penting diantaranya terbentuknya Organisasi bimbingan dengan nama Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI). Melalui IPBI inilah kelak yang akan berjuang untuk memperolah Payung hukum pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah menjadi jelas arah kegiatannya.
2. Semangat luar biasa untuk melaksanakan
BP di sekolahLahirnya SK Menpan No. 026/Menpan/1989 tentang Angka Kredit bagi Jabatan Guru dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Merupakan angin segar pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah. Semangat yang luar biasa untuk melaksanakan ini karena di sana dikatakan “Tugas guru adalah mengajar dan/atau membimbing.” Penafsiran pelaksanaan ini di sekolah dan didukung tenaga atau guru pembimbing yang berasal dari lulusan Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan atau Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (sejak tahun 1984/1985) masih kurang, menjadikan pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah tidak jelas. Lebih-lebih lagi dilaksanakan oleh guru-guru yang ditugasi sekolah berasal dari guru yang senior atau mau pensiun, guru yang kekurangan jam mata pelajaran untuk memenuhi tuntutan angka kreditnya. Pengakuan legal dengan SK Menpan tersebut menjadi jauh arahnya terutama untuk pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah.
3. Belum ada aturan main yang jelas
Apa, mengapa, untuk apa, bagaimana, kepada siapa, oleh siapa, kapan dan di mana pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan dilaksanakan juga belum jelas. Oleh siapa bimbingan dan penyuluhan dilaksanakan, di sekolah banyak terjadi diberikan kepada guru-guru senior, guru-guru yang mau pensiun, guru mata pelajaran yang kurang jam mengajarnya untuk memenuhi tuntutan angka kreditnya. Guru-guru ini jelas sebagian besar tidak menguasai dan memang tidak dipersiapkan untuk menjadi Guru Pembimbing. Kesan yang tertangkap di masyarakat terutama orang tua murid Bimbingan Penyuluhan tugasnya menyelesaikan anak yang bermasalah. Sehingga ketika orang tua dipanggil ke sekolah apalagi yang memanggil Guru Pembimbing, orang tua menjadi malu, dan dari rumah sudah berpikir ada apa dengan anaknya, bermasalah atau mempunyai masalah apakah. Dari segi pengawasan, juga belum jelas arah dan pelaksanaan pengawasannya. Selain itu dengan pola yang tidak jelas tersebut mengakibatkan:
1. Guru BP (sekarang Konselor Sekolah) belum mampu mengoptimalisasikan tugas dan fungsinya dalam memberikan pelayanan terhadap siswa yang menjadi tanggungjawabnya. Yang terjadi malah guru pembimbing ditugasi mengajarkan salah satu mata pelajaran seperti Bahasa Indonesia, Kesenian, dsb.nya.
2. Guru Pembimbing merangkap pustakawan, pengumpul dan pengolah nilai siswa dalam kelas-kelas tertentu serta berfungsi sebagai guru piket dan guru pengganti bagi guru mata pelajaran yang berhalangan hadir.
3. Guru Pembimbing ditugasi sebagai “polisi sekolah” yang mengurusi dan menghakimi para siswa yang tidak mematuhi peraturan sekolah seperti terlambat masuk, tidak memakai pakaian seragam atau baju yang dikeluarkan dari celana atau rok.
4. Kepala Sekolah tidak mampu melakukan pengawasan, karena tidak memahami program pelayanan serta belum mampu memfasilitasi kegiatan layanan bimbingan di sekolahnya,
5. Terjadi persepsi dan pandangan yang keliru dari personil sekolah terhadap tugas dan fungsi guru pembimbing, sehingga tidak terjalin kerja sama sebagaimana yang diharapkan dalam organisasi bimbingan dan konseling.Kondisi-kondisi seperti di atas, nyaris terjadi pada setiap sekolah di Indonesia.
b. Lahirnya Pola 17
SK Mendikbud No. 025/1995 sebagai petunjuk pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya terdapat hal-hal yang substansial, khususnya yang menyangkut bimbingan dan konseling adalah : 1. Istilah “bimbingan dan penyuluhan” secara resmi diganti menjadi “bimbingan dan konseling.” 2. Pelaksana bimbingan dan konseling di sekolah adalah guru pembimbing, yaitu guru yang secara khusus ditugasi untuk itu. Dengan demikian bimbingan dan konseling tidak dilaksanakan oleh semua guru atau sembarang guru. 3. Guru yang diangkat atau ditugasi untuk melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling adalah mereka yang berkemampuan melaksanakan kegiatan tersebut; minimum mengikuti penataran bimbingan dan konseling selama 180 jam. 4. Kegiatan bimbingan dan konseling dilaksanakan dengan pola yang jelas : a. Pengertian, tujuan, fungsi, prinsip dan asas-asasnya. b. Bidang bimbingan : bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir c. Jenis layanan : layanan orientasi, informasi, penempatan/penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok dan konseling kelompok.d. Kegiatan pendukung : instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus. Unsur-unsur di atas (nomor 4) membentuk apa yang kemudian disebut “BK Pola-17” 5. Setiap kegiatan bimbingan dan konseling dilaksanakan melalui tahap :a. Perencanaan kegiatanb. Pelaksanaan kegiatanc. Penilaian hasil kegiatand. Analisis hasil penilaiane. Tindak lanjut6. Kegiatan bimbingan dan konseling dilaksanakan di dalam dan di luar jam kerja sekolah. Hal-hal yang substansial di atas diharapkan dapat mengubah kondisi tidak jelas yang sudah lama berlangsung sebelumnya. Langkah konkrit diupayakan seperti :1. Pengangkatan guru pembimbing yang berlatar belakang pendidikan bimbingan dan konseling.2. Penataran guru-guru pembimbing tingkat nasional, regional dan lokal mulai dilaksanakan.3. Penyususnan pedoman kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah, seperti :a. Buku teks bimbingan dan konselingb. Buku panduan pelaksanaan menyeluruh bimbingan dan konseling di sekolahc. Panduan penyusunan program bimbingan dan konselingd. Panduan penilaian hasil layanan bimbingan dan konselinge. Panduan pengelolaan bimbingan dan konseling di sekolah4. Pengembangan instrumen bimbingan dan konseling5. Penyusunan pedoman Musyawarah Guru Pembimbing (MGP) Dengan SK Mendikbud No 025/1995 khususnya yang menyangkut bimbingan dan konseling sekarang menjadi jelas : istilah yang digunakan bimbingan dan konseling, pelaksananya guru pembimbing atau guru yang sudah mengikuti penataran bimbingan dan konseling selama 180 jam, kegiatannya dengan BK Pola-17, pelaksanaan kegiatan melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, penilaian, analisis penilaian dan tindak lanjut. Pelaksanaan kegiatan bisa di dalam dan luar jam kerja. Peningkatan profesionalisme guru pembimbing melalui Musyawarah Guru Pembimbing, dan guru pembimbing juga bisa mendapatkan buku teks dan buku panduan.
2. Anggapan Mengenai BK
1. Bimbingan dan Konseling disamakan atau dipisahkan sama sekali dari pendidikan.
Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa bimbingan dan konseling adalah identik dengan pendidikan sehingga sekolah tidak perlu lagi bersusah payah menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling, karena dianggap sudah implisit dalam pendidikan itu sendiri. Cukup mantapkan saja pengajaran sebagai pelaksanaan nyata dari pendidikan. Mereka sama sekali tidak melihat arti penting bimbingan dan konseling di sekolah. Sementara ada juga yang berpendapat pelayanan bimbingan dan konseling harus benar-benar terpisah dari pendidikan dan pelayanan bimbingan dan konseling harus secara nyata dibedakan dari praktik pendidikan sehari-hari.
Walaupun guru dalam melaksanakan pembelajaran siswa dituntut untuk dapat melakukan kegiatan-kegiatan interpersonal dengan para siswanya, namun kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak hal yang menyangkut kepentingan siswa yang tidak bisa dan tidak mungkin dapat dilayani sepenuhnya oleh guru di sekolah melalui pelayanan pengajaran semata, seperti dalam hal pelayanan dasar (kurikulum bimbingan dan konseling), perencanaan individual, pelayanan responsif, dan beberapa kegiatan khas Bimbingan dan Konseling lainnya.
Begitu pula, Bimbingan dan Konseling bukanlah pelayanan eksklusif yang harus terpisah dari pendidikan. Pelayanan bimbingan dan konseling pada dasarnya memiliki derajat dan tujuan yang sama dengan pelayanan pendidikan lainnya (baca: pelayanan pengajaran dan/atau manajemen), yaitu mengantarkan para siswa untuk memperoleh perkembangan diri yang optimal. Perbedaan terletak dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, dimana masing-masing memiliki karakteristik tugas dan fungsi yang khas dan berbeda (1).
2. Menyamakan pekerjaan Bimbingan dan Konseling dengan pekerjaan dokter dan psikiater.
Dalam hal-hal tertentu memang terdapat persamaan antara pekerjaan bimbingan dan konseling dengan pekerjaan dokter dan psikiater, yaitu sama-sama menginginkan konseli/pasien terbebas dari penderitaan yang dialaminya, melalui berbagai teknik yang telah teruji sesuai dengan masing-masing bidang pelayanannya, baik dalam mengungkap masalah konseli/pasien, mendiagnosis, melakukan prognosis atau pun penyembuhannya.
Kendati demikian, pekerjaan bimbingan dan konseling tidaklah persis sama dengan pekerjaan dokter atau psikiater. Dokter dan psikiater bekerja dengan orang sakit sedangkan konselor bekerja dengan orang yang normal (sehat) namun sedang mengalami masalah.Cara penyembuhan yang dilakukan dokter atau psikiater bersifat reseptual dan pemberian obat, serta teknis medis lainnya, sementara bimbingan dan konseling memberikan cara-cara pemecahan masalah secara konseptual melalui pengubahan orientasi pribadi, penguatan mental/psikis, modifikasi perilaku, pengubahan lingkungan, upaya-upaya perbaikan dengan teknik-teknik khas bimbingan dan konseling.
3. Bimbingan dan Konseling dibatasi pada hanya menangani masalah-masalah yang bersifat insidental.
Memang tidak dipungkiri pekerjaan bimbingan dan konseling salah satunya bertitik tolak dari masalah yang dirasakan siswa, khususnya dalam rangka pelayanan responsif, tetapi hal ini bukan berarti bimbingan dan konseling dikerjakan secara spontan dan hanya bersifat reaktif atas masalah-masalah yang muncul pada saat itu.
Pekerjaan bimbingan dan konseling dilakukan berdasarkan program yang sistematis dan terencana, yang di dalamnya mengggambarkan sejumlah pekerjaan bimbingan dan konseling yang bersifat proaktif dan antisipatif, baik untuk kepentingan pencegahan, pengembangan maupun penyembuhan (pengentasan)
4. Bimbingan dan Konseling dibatasi hanya untuk siswa tertentu saja.
Bimbingan dan Konseling tidak hanya diperuntukkan bagi siswa yang bermasalah atau siswa yang memiliki kelebihan tertentu saja, namun bimbingan dan konseling harus dapat melayani seluruh siswa (Guidance and Counseling for All). Setiap siswa berhak dan mendapat kesempatan pelayanan yang sama, melalui berbagai bentuk pelayanan bimbingan dan konseling yang tersedia.
5. imbingan dan Konseling melayani “orang sakit” dan/atau “kurang/tidak normal”.
Sasaran Bimbingan dan Konseling adalah hanya orang-orang normal yang mengalami masalah. Melalui bantuan psikologis yang diberikan konselor diharapkan orang tersebut dapat terbebaskan dari masalah yang menghinggapinya. Jika seseorang mengalami keabnormalan yang akut tentunya menjadi wewenang psikiater atau dokter untuk penyembuhannya. Masalahnya, tidak sedikit petugas bimbingan dan konseling yang tergesa-gesa dan kurang hati-hati dalam mengambil kesimpulan untuk menyatakan seseorang tidak normal. Pelayanan bantuan pun langsung dihentikan dan dialihtangankan (referal).


6. Pelayanan Bimbingan dan Konseling berpusat pada keluhan pertama (gejala) saja.
Pada umumnya usaha pemberian bantuan memang diawali dari gejala yang ditemukan atau keluhan awal disampaikan konseli. Namun seringkali justru konselor mengejar dan mendalami gejala yang ada bukan inti masalah dari gejala yang muncul. Misalkan, menemukan siswa dengan gejala sering tidak masuk kelas, pelayanan dan pembicaraan bimbingan dan konseling malah berkutat pada persoalan tidak masuk kelas, bukan menggali sesuatu yang lebih dalam dibalik tidak masuk kelasnya.
7. Bimbingan dan Konseling menangani masalah yang ringan.
Ukuran berat-ringannya suatu masalah memang menjadi relatif, seringkali masalah seseorang dianggap sepele, namun setelah diselami lebih dalam ternyata masalah itu sangat kompleks dan berat. Begitu pula sebaliknya, suatu masalah dianggap berat namun setelah dipelajari lebih jauh ternyata hanya masalah ringan saja. Terlepas berat-ringannya yang paling penting bagi konselor adalah berusaha untuk mengatasinya secara cermat dan tuntas. Jika segenap kemampuan konselor sudah dikerahkan namun belum juga menunjukan perbaikan maka konselor seyogyanya mengalihtangankan masalah (referal) kepada pihak yang lebih kompeten
8. Petugas Bimbingan dan Konseling di sekolah diperankan sebagai “polisi sekolah”.
Masih banyak anggapan bahwa bimbingan dan konseling adalah “polisi sekolah” yang harus menjaga dan mempertahankan tata tertib, disiplin dan keamanan di sekolah.Tidak jarang konselor diserahi tugas mengusut perkelahian ataupun pencurian, bahkan diberi wewenang bagi siswa yang bersalah.
Dengan kekuatan inti bimbingan dan konseling pada pendekatan interpersonal, konselor justru harus bertindak dan berperan sebagai sahabat kepercayaan siswa, tempat mencurahkan kepentingan apa-apa yang dirasakan dan dipikirkan siswa. Konselor adalah kawan pengiring, penunjuk jalan, pemberi informasi, pembangun kekuatan, dan pembina perilaku-perilaku positif yang dikehendaki sehingga siapa pun yang berhubungan dengan bimbingan konseling akan memperoleh suasana sejuk dan memberi harapan.
9. Bimbingan dan Konseling dianggap semata-mata sebagai proses pemberian nasihat.
Bimbingan dan konseling bukan hanya bantuan yang berupa pemberian nasihat. Pemberian nasihat hanyalah merupakan sebagian kecil dari upaya-upaya bimbingan dan konseling. Pelayanan bimbingan dan konseling menyangkut seluruh kepentingan klien dalam rangka pengembangan pribadi klien secara optimal.
10. Bimbingan dan konseling bekerja sendiri atau harus bekerja sama dengan ahli atau petugas lain
Pelayanan bimbingan dan konseling bukanlah proses yang terisolasi, melainkan proses yang sarat dengan unsur-unsur budaya,sosial,dan lingkungan. Oleh karenanya pelayanan bimbingan dan konseling tidak mungkin menyendiri. Konselor perlu bekerja sama dengan orang-orang yang diharapkan dapat membantu penanggulangan masalah yang sedang dihadapi oleh klien. Di sekolah misalnya, masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa tidak berdiri sendiri.Masalah itu sering kali saling terkait dengan orang tua,siswa,guru,dan piha-pihak lain; terkait pula dengan berbagai unsur lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat sekitarnya. Oleh sebab itu penanggulangannya tidak dapat dilakukan sendiri oleh guru pembimbing saja .Dalam hal ini peranan guru mata pelajaran, orang tua, dan pihak-pihak lain sering kali sangat menentukan. Guru pembimbing harus pandai menjalin hubungan kerja sama yang saling mengerti dan saling menunjang demi terbantunya siswa yang mengalami masalah itu. Di samping itu guru pembimbing harus pula memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada dan dapat diadakan untuk kepentingan pemecahan masalah siswa. Guru mata pelajaran merupakan mitra bagi guru pembimbing, khususnya dalam menangani masalah-masalah belajar.
Namun demikian, konselor atau guru pembimbing tidak boleh terlalu mengharapkan bantuan ahli atau petugas lain. Sebagai tenaga profesional konselor atau guru pembimbing harus mampu bekerja sendiri, tanpa tergantung pada ahli atau petugas lain. Dalam menangani masalah siswa guru pembimbing harus harus berani melaksanakan pelayanan, seperti “praktik pribadi”, artinya pelayanan itu dilaksanakan sendiri tanpa menunggu bantuan orang lain atau tanpa campur tangan ahli lain. Pekerjaan yang profesional justru salah satu cirinya pekerjaan mandiri yang tidak melibatkan campur tangan orang lain atau ahli.
11. Konselor harus aktif, sedangkan pihak lain harus pasif
Sesuai dengan asas kegiatan, di samping konselor yang bertindak sebagai pusat penggerak bimbingan dan konseling, pihak lain pun, terutama klien,harus secara langsung aktif terlibat dalam proses tersebut.Lebih jauh, pihak-pihak lain hendaknya tidak membiarkan konselor bergerak dan berjalan sendiri. Di sekolah, guru pembimbing memang harus aktif, bersikap “jemput bola”, tidak hanya menunggu didatangi siswa yang meminta layanan kepadanya.Sementara itu, personil sekolah yang lain hendaknya membantu kelancaran usaha pelayanan itu.
Pada dasarnya pelayanan bimbingan dan konseling adalah usaha bersama yang beban kegiatannya tidak semata-mata ditimpakan hanya kepada konselor saja. Jika kegiatan yang pada dasarnya bersifat usaha bersama itu hanya dilakukan oleh satu pihak saja, dalam hal ini konselor, maka hasilnya akan kurang mantap, tersendat-sendat, atau bahkan tidak berjalan sama sekali.
12. Menganggap pekerjaan bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh siapa saja
Benarkah pekerjaan bimbingan konseling dapat dilakukan oleh siapa saja? Jawabannya bisa saja “benar” dan bisa pula “tidak”. Jawaban ”benar”, jika bimbingan dan konseling dianggap sebagai pekerjaan yang mudah dan dapat dilakukan secara amatiran belaka. Sedangkan jawaban ”tidak”, jika bimbingan dan konseling itu dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip keilmuan dan teknologi (yaitu mengikuti filosopi, tujuan, metode, dan asas-asas tertentu), dengan kata lain dilaksanakan secara profesional. Salah satu ciri keprofesionalan bimbingan dan konseling adalah bahwa pelayanan itu harus dilakukan oleh orang-orang yang ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Keahliannya itu diperoleh melalui pendidikan dan latihan yang cukup lama di Perguruan Tinggi.


13. Menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien
Cara apapun yang akan dipakai untuk mengatasi masalah haruslah disesuaikan dengan pribadi klien dan berbagai hal yang terkait dengannya.Tidak ada suatu cara pun yang ampuh untuk semua klien dan semua masalah. Bahkan sering kali terjadi, untuk masalah yang sama pun cara yang dipakai perlu dibedakan. Masalah yang tampaknya “sama” setelah dikaji secara mendalam mungkin ternyata hakekatnya berbeda, sehingga diperlukan cara yang berbeda untuk mengatasinya. Pada dasarnya.pemakaian sesuatu cara bergantung pada pribadi klien, jenis dan sifat masalah, tujuan yang ingin dicapai, kemampuan petugas bimbingan dan konseling, dan sarana yang tersedia.
14. Memusatkan usaha Bimbingan dan Konseling hanya pada penggunaan instrumentasi
Perlengkapan dan sarana utama yang pasti dan dan dapat dikembangkan pada diri konselor adalah “mulut” dan keterampilan pribadi. Dengan kata lain, ada dan digunakannya instrumen (tes.inventori,angket dan dan sebagainya itu) hanyalah sekedar pembantu. Ketidaan alat-alat itu tidak boleh mengganggu, menghambat, atau bahkan melumpuhkan sama sekali usaha pelayanan bimbingan dan konseling.Oleh sebab itu, konselor hendaklah tidak menjadikan ketiadaan instrumen seperti itu sebagai alasan atau dalih untuk mengurangi, apa lagi tidak melaksanakan layanan bimbingan dan konseling sama sekali.Tugas bimbingan dan konseling yang baik akan selalu menggunakan apa yang dimiliki secara optimal sambil terus berusaha mengembangkan sarana-sarana penunjang yang diperlukan

15. Menganggap hasil pekerjaan Bimbingan dan Konseling harus segera terlihat.
Disadari bahwa semua orang menghendaki agar masalah yang dihadapi klien dapat diatasi sesegera mungkin dan hasilnya pun dapat segera dilihat. Namun harapan itu sering kali tidak terkabul, lebih-lebih kalau yang dimaksud dengan “cepat” itu adalah dalam hitungan detik atau jam. Hasil bimbingan dan konseling tidaklah seperti makan sambal, begitu masuk ke mulut akan terasa pedasnya. Hasil bimbingan dan konseling mungkin saja baru dirasakan beberapa hari kemudian, atau bahkan beberapa tahun kemuadian.. Misalkan, siswa yang mengkonsultasikan tentang cita-citanya untuk menjadi seorang dokter, mungkin manfaat dari hasil konsultasi akan dirasakannya justru pada saat setelah dia menjadi seorang dokter.
3. Karakter BK yaitu seperti?
BK ( Bimbingan dan Konseling ) merupakan suatu wadah untuk menyelesaikan masalah serorang atau kelompok sampai masalah tersebut memang betul-betul untuk dapat di membantu menyelesaikan masalah anda dan kerahasian kami jaga 100% karena dalam BK terdapat Azaz –azaz yang harus di patuhi oleh setiap guru BK, seorang guru BK dan pendukung bonek smagat dan kami menyediakan a. Konseling ialah berhubungan dengan usaha, untuk mempengaruhi perubahan sebagian besar dari tingkah laku klien secara sukarela.
Maksud dari konseling ialah menyajikan kondisi yang dapat memperlancar dan mempermudah perubahan sukarela itu.
• Klien atau konseli mempunyai batas gerak sesuai dengan tujuan konseling secara khusus ditetapkan bersama oleh konselor dan klien pada waktu permulaan proses konseling itu.
• Konidisi yang memperlancar perubahan tingkah laku itu diselenggarakan melalui wawancara.
• Suasana mendengarkan terjadi dalam konseling, tetapi tidak semua proses konseling itu terdiri dari mendengarkan itu saja
• .Konselor memahami klien
• .Konseling diselenggarakan dalam keadaan pribadi dan hasilnya dirahasiakan
• .Klien mempunyai masalah-masalah psikologis dan konselor memiliki keterampilan atau keahlian di dalam membantu memecahkan masalah-masalah



4. Kecermatan BK yaitu?
Kecermatan BK ( Bimbingan Konseling ) Menyangkut Ketepatan Menguunakan Layanan, Ketepatan menggunakan Strategi dalam penyelesaian masalah,keberhasilan mencapai suatu tujuan dalam konseling, dan yang paling penting Kecermatan Konselor dalam Berikap, Bekerja, Bertanggungjawab, dan saat menyelesaikan masalah konseli. Sebab pekerjaan konselor sangatlah banyak dan di butuhkan kecermatan yang sangat tepat dalam menyelesaikan semua masalah yang sedang dihadapi oleh konselor.

5. Kebenaran atau Keabsahan BK yaitu?
Kebenaran atau Keabsahan BK sesuai dengan keberadaan konselor dalam system pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen pamong belajar, tutor widyaswara, fasilitator dan instruktur (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 6). Kesejajaran posisi ini berarti bahwa tenaga pendidik itu mmeiliki keunikan konteks tugas dan ekspektasi kinerja yang tidak persis sama dengan guru. Hal ini mengandung implikasi bahwa untuk masing-masing kualifikasi pendidik, termasuk konselor, perlu disusun standar kualifikasi akademik dan kompetensi. Dengan demikian mempertimbangkan berbagai kenyataan serta pemikiran yang telah dikaji, bias ditegaskan bahwa pelayanan ahli bimbingan dan konseling yang diampu oleh konselor berada dalam konteks tugas pelayanan yang bertujuan memandirikan individu. Juga telah di legalitas Eksistensi dalam UU No 20/2003 Pasal 1 (6) dan KEPERAWANAN PP 19/2005. Jadi dapat disimpulkan bahwa BK (Bimbingan Konseling) telah diakaui Kebenarannya dan Keabsahannya oleh Pemerintah untuk dapat menjadi suatu Profesi dalam dunia pendidikan maupun pekerjaan.




BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Jadi menurut kesimpulan diatas yaitu tentang Epistemologis BK ( Bimbingan Konseling ) dimana pengetian Epistemologis sendiri yaitu merupakan penafsiran terhadap teks yang dibangun berdasarkan teori epistema. Epistema —bahasa Yunani Kunonya, epistémé, atau bahasa Inggerisnya, epistemic— adalah teori pengetahuan tentang: (a) asal-usul, (b) anggapan, (c) karakter, (d) rentang, dan (e) kecermatan, kebenaran atau keabsahan pengetahuan dan Epistomologi atau Teori Pengetahuan berhubungan dengan hakikat dari ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia. Pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui akal dan panca indera dengan berbagai metode, diantaranya; metode induktif, metode deduktif, metode positivisme, metode kontemplatis dan metode dialektis dan Epistemologi atau teori pengetahuan adalah cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung-jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan yang diperoleh manusia melalui akal, indera dan lain-lain mempunyai metode tersendiri dalam teori ilmu pengetahuan diantaranya metode induktif, metode deduktif, metode positivisme, metode kontemplatif, dan metode dialektis. Dengan kamajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, Gregory Bateson menilai kemajuan ini cenderung memperbudak manusia akibat dari kesalahan epistemologi barat dan ini harus diluruskan. Maka sudah di jelaskan diatas tentang epistemologis BK muali Asal-usul, Anggapan, Karakter, Kecermatan dan Keabsahan atau Kebenaran BK dalam bidang profesi.
B. SARAN
Adapun beberapa Saran yang kami berikan bagi anda pembaca yaitu :
2. Jika mempelajari sesuatu, kalian harus mengerti seluk – beluk / asal –usul dari apa yang kalian pelajari.
3. Untuk mahasiswa BK dapat memahami epistemologis BK secara utuh dan akurat
4. Mempelajari epistemologis dari suatu ilmu dapat mendorong anda untuk lebih bersemangat lagi dalam mempelajari ilmu tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. (2007). Penataan Pendidikan Profesional Konselor. Naskah Akademik ABKIN (dalam proses finalisasi).
Syamsu Yusuf L.N. (2005). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah/Madrasah. Bandung : CV Bani Qureys.
——–. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Remaja Rosda Karya.
——–.dan Juntika N. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.